Headline
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.
KEPALA Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Suhardi Alius menyebutkan sekarang ini pembaiatan gerakan radikalisme bisa dilakukan di dunia maya atau dalam jejaring (daring).
“Perkembangan teknologi informasi yang membuat seperti sekarang ini. Dulu tidak ada. Pembaiatan saja secara fisik, tapi sekarang bisa secara online,” katanya seusai menyampaikan kuliah umum di Universitas Negeri Semarang (Unnes) pada 6 Mei bersamaan pula dengan deklarasi semangat bela negara, antinarkoba, dan antiradikalisme.
Dengan kemudahan teknologi informasi, kini banyak kasus pembaiatan secara daring yang terjadi dan memudahkan masuknya paham serta gerakan radikalisme.
“Siapa yang bisa membatasi transformasi informasi? Teknologi informasi bisa masuk ke ruang publik, ruang keluarga, tanpa ada batasan. Termasuk ruang mahasiswa. Ini yang harus diwaspadai.”
Oleh karena itu, Suhardi meminta ada kepedulian dari rektor, dekan, dan dosen di perguruan tinggi untuk peka dalam melihat dinamika di kampus demi mencegah masuknya paham dan gerakan radikalisme.
Menurutnya, setiap kampus memiliki pembantu rektor bidang kemahasiswaan yang seharusnya bertanggung jawab mengawasi dan mencermati setiap perkembangan dinamika yang terjadi di kalangan mahasiswa.
Namun, ia mengingatkan pengawasan tidak sebatas di dalam lingkup kampus, tapi juga di kawasan kampus yang banyak terdapat asrama atau indekos mahasiswa yang berkuliah.
“Bukan hanya di dalam kampus. Sekeliling kampus juga menjadi bagian dari kampus, pasti di sekitar kampus ada asrama, tempat kos, termasuk tempat ibadah.” Suhardi mengingatkan jangan sampai lingkungan di sekitar kampus disusupi atau bahkan dikuasai orang-orang tidak bertanggung jawab yang menebarkan kebencian, seperti paham dan gerakan radikalisme.
“Termasuk kepedulian dari sesama teman mahasiswa. Kalau melihat temannya, misalnya sudah mulai memisahkan diri, membuat kelompok ekseklusif, segera dilaporkan.”
Peduli terorisme
Di Bali, saat pembukaan APEC Workshop on Streng-thening Tourism Business Resilience Against The Impact of Terrorist Attack di Nusa Dua, Bali, kemarin, Menko Polhukam Wiranto mengakui saat ini banyak negara peduli terhadap isu terorisme terutama di daerah tujuan wisata.
Oleh sebab itu, pemerintah Indonesia sangat mendukung upaya kerja sama termasuk pelaksanaan workshop dalam menyusun strategi bagaimana tujuan wisata aman dan nyaman dari ancaman terorisme. Selain Wiranto, hadir juga Suhardi Alius, Ketua APEC CTGW James Nachipo, dan Gubernur Bali Made Mangku Pastika.
“Pengalaman kita, kalau tujuan wisata diserang terorisme, mematikan daerah tersebut,” ujar Wiranto.
Made Mangku Pastika menambahkan Bali mendapat pelajaran dari aksi terorisme pada 2002 yang mengguncang pariwisata dan ekonomi Bali, bahkan Indonesia.
Saat itu Bali yang sesungguhnya aman dan damai mendadak bisa jadi target teroris. Itulah sebabnya semua pihak perlu menyadari bahwa teroris bisa menyerang di mana saja, kapan saja, dan ini mengancam pariwisata global.
APEC Workshop tersebut dihadiri anggota APEC CTGW, yakni Australia, Cile, Kanada, Tiongkok, Malaysia, Papua Nugini, Peru, Filipina, Rusia, Taiwan, Amerika Serikat, Selandia Baru, Thailand, Vietnam, dan Indonesia. (Ant/P-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved