Headline

Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.

Fokus

Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.

Keramik Dehua Mendunia Sejak Jalur Sutra Kuno

Heryadi/Laporan dari Fujian, Tiongkok
28/4/2017 08:06
Keramik Dehua Mendunia Sejak Jalur Sutra Kuno
(Wikipedia)

KERAMIK menjadi salah satu produk yang paling banyak diperdagangkan Tiongkok ke Asia Tenggara hingga Eropa sejak era Jalur Sutra Maritim Kuno. Perdagangan yang dirintis di era tersebut terus berkembang hingga kini dan mencapai 190 negara. Industri keramik tersebut kini menjadi salah satu sumber penopang ekonomi Tiongkok terutama dalam upaya negeri itu menghidupkan kembali Jalur Sutra tersebut.

“Sejak zaman Dinasti Song keramik kami telah diekspor, terutama ke negara-negara Asia Tengggara melalui pelabuhan Quanzhou. Saat ini Dehua mengekspor keramik ke lebih dari 190 negara,” papar Kurator Museum Keramik Dehua Zheng Jiong xin saat menerima rombongan wartawan Asia Tenggara di kantornya di Dehua, Quanzhou, Provinsi Fujian, Tiongkok, Kamis (27/4).

Museum keramik Dehua yang memiliki luas luas 5.700 meter persegi dilengkapi dengan enam ruang pameran, ruang akademis, meja keramik, perpustakaan, ruang penyimpanan, ruang pengawasan, dan sejumlah ruang lainnya. Museum ini menyimpan koleksi lebih dari 5.000 keramik yang masih terus terjaga hingga saat ini.

Jiong xin mengatakan, Museum Keramik Dehua adalah museum keramik profesional yang pertama di Provinsi Fujian, Tiongkok. Menurut dia, museum ini menjadi jendela penting untuk mempromosikan kebudayaan keramik, dan mempersembahkan teknik pembuatan keramik dan sejarah panjangnya.

“Museum Dehua saat ini menjadi museum Grade I tingkat provinsi,” ujarnya.

Produksi keramik Tiongkok memang berpusat di Dehua, kota seluas 2.322 kilometer persegi berpenduduk sekitar 332 ribu jiwa di tenggara Provinsi Fujian. Kota berhawa dingin ini merupakan pusat keramik Tiongkok.

Wakil Wali Kota Dehua Jiang Wenqiang mengatakan di Dehua industri keramik merupakan pilar industri. Dia menambahkan industri keramik merupakan menempati mayoritas output industri di Dehua karena kota itu tidak memiliki banyak industri lainnya di luar keramik.

Wenqiang mengatakan di Dehua terdapat 2600 perusahaan keramik dengan lebih dari 100 ribu pekerja.

“Lebih 70% dari produk kami disekpor ke 190 negara dan wilayah di seluruh dunia. Tahun lalu kami memiliki output total 19,5 miliar yuan," jelas Wenqiang.

Dia mengatakan Quanzhou merupakan titik awal dari maritime silk road kuno. Sejak zaman dinasti Yuan dan Song produk keramik Deuhua elah menjadi produk utama maritim silk road dan ekspor itu mencapai puncaknya di zama ndinasti song dan ming cing.

“Kami mendapat momentum pada masa Republik Rakyat Tiongkok. Kini dehua telah menjadi produksi terbesar dan basis ekspor bagi kerajinan tangan dan industri keramik. Kami selalu berorientasi ekspor dan kami juga sekarang mempertahankan untuk menjual produk kami melalui Jalur Sutra ke negara-negara disepanjang jalur itu,” jelasnya.

Wenqiang mengatakan Dehua juga mengekspor ke indonesia selain ke negara Asia Tenggara lainnya. Pada 2015 ekspor keramik Dehua ke Indonesia mencapai US$3,11 miliar dan pada 2016 US$1,96 miliar. Dia mengakui bahwa penurunan ekspor ke Indonesia ini berlaku juga ekspor ke negara lain yang dipicu oleh penurunan ekonomi global.

Salah satu produsen keramik utama di Dehua adalah Shun Mei Group. Perusahaan yang berdiri pada 1998 ini telah mengekspor produk keramik terutama kerajinan ke negara Asia Tenggara, Eropa dan AS .

“Di Dehua ekspor kami adalah yang terbesar. Saat ini revenue (pendapatan) kami dari ekspor lebih dari US$20 juta tahun lalu dan pasar domestik kami juga meluas. Kami juga membuat jaringan penjualan di Beijing dan Xiamen seperti yang anda lihat,” papar PresidentSenior Economist Shun Mei Group Zheng Zeqia di ruang pamernya di Dehua.

Dia mengatakan perusahaanya memproduksi lebih dari 100 ribu produk yang semuanya dipamerkan di ruang pamer perusahaan itu yang luasnya mencapai 150 ribu meter persegi.

"Area luas ini untuk area demostrasi. Bukan mudah untuk mengelola produksi yang sangat besar itu. Kami harus menggunakan teknolgi,” ujarnya.

Zeqia mengatakan tantangan terbesar yang dialami perusahaannya adalah kekurangan sumber daya dan talent dan bahan mentah karena kondisi Dehua yang terpencil.

“Itu menjadi tantangan terbesar kami saat ini,” jelasnya. (OL-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya