Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Penyebab Stroke bukan hanya Hipertensi

29/3/2017 03:00
Penyebab Stroke bukan hanya Hipertensi
(Thinkstock)

HIPERTENSI atau penyakit tekanan darah tinggi cukup dikenal sebagai penyebab stroke. Selain hipertensi, ada penyebab lain yang semestinya juga diwaspadai masyarakat. “Penyebab stroke tidak hanya hipertensi. Stroke bisa terjadi karena penyakit lain seperti diabetes dan tumor otak, juga karena sering terpapar asap rokok,” ujar dokter spesialis bedah saraf, Robert Simurat, dalam seminar kedokteran bertajuk Penatalaksanaan Terkini Kasus Saraf & Bedah Saraf Sehari-hari di RSUD Cengkareng, Jakarta, Selasa (28/3).

Robert mengatakan, stroke terbagi dua, yakni akibat penyumbatan pembuluh darah (iskemik) dan akibat pecahnya pembuluh darah di otak atau stroke perdarahan (hemoragik). Hipertensi, diabetes, dan paparan asap rokok umumnya menjadi faktor penyebab stroke iskemik. Adapun tumor otak dan cedera otak merupakan penyebab stroke hemoragik. "Stroke iskemik lebih sering terjadi, mencapai 85% dari seluruh kasus stroke. Apa pun jenisnya, dalam penanganan stroke, kecepatan dan ketepatan tenaga medis dalam menentukan tindakan yang harus dilakukan menjadi kunci keselamatan dan kepulihan pasien," kata Robert. Ia menjelaskan, saat seseorang mengalami stroke, sel-sel otaknya mengalami kematian. Jumlah sel otak yang mati makin meningkat seiring berjalannya waktu. Itulah sebabnya stroke harus ditangani dengan cepat dan tepat. Gejala stroke hemoragik yang perlu diwaspadai, antara lain vertigo dengan atau tanpa mual muntah, sakit kepala berat, penglihatan ganda, hingga lemas atau mati rasa pada beberapa anggota tubuh. Adapun gejala stroke iskemik, antara lain bicara pelo, wajah merot, dan kelumpuhan tangan maupun kaki.

Untuk mencegah terjadinya keterlambatan dalam penanganan stroke, hal utama yang harus dilakukan ialah dengan pemeriksaan kesehatan rutin dan tidak mengabaikan setiap gejala yang dialami tubuh. "Mulai dari yang kecil, seperti kerap hilang memori sesaat hingga gejala besar seperti kekakuan pada anggota tubuh," imbuh Robert. Stroke tercatat sebagai salah satu penyakit katastropik atau penyakit dengan biaya pengobatan tinggi. Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, prevalensi stroke di Indonesia 12,1 per 1.000 penduduk. Angka itu naik jika dibandingkan dengan Riskesdas 2007 yang sebesar 8,3%. Stroke tercatat sebagai penyebab kematian utama di hampir semua rumah sakit di Indonesia. (Pro/H-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya