Headline

Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Selamatkan Lingkungan Menangguk Pendapatan

Fetry Wuryasti/H-1
21/12/2015 00:00
Selamatkan Lingkungan Menangguk Pendapatan
(ANTARA/SAHRUL MANDA TIKUPADANG)
ADA bermacam perobatan nan unik dan indah di ruang pamer Mal Ambarukmo, Yogyakarta.

Beberapa wadah berbentuk tabung yang dapat digunakan menyimpan peralatan tulis, misal, setelah dicermati ternyata terbuat dari tutup botol plastik.

Keranjang jinjing juga ada, bahan bakunya dari bibir gelas plastik bekas minuman yang dirangkai sedemikian rupa.

Vas bunga nan elegan yang terbuat dari koran bekas tak kalah indah menghiasi etalase.

Ada juga gaun modis yang ternyata terbuat dari kantong plastik keresek yang dijahit yang bagian dalamnya terbuat dari bekas spanduk.

Itulah hasil karya bernilai ekonomi dari bahan sampah yang dipamerkan Kreasi Lentera Patra Cilacap, mitra binaan Pertamina Persero pada Jumat malam, (18/12).

Ketua Kordinator Gerakan Kelompok Bina Usaha Pertamina di Cilacap, Ahyeni Martiyowati, 50, mengatakan tekadnya mengolah sampah nonorganik menjadi barang berharga bermula dari keprihatinan saat melihat sampah menumpuk dan mencemari lingkungan.

"Pada 2009 lalu, saya berkeliling di perkampungan Saliwangi, Cilacap, dan memungut sampah plastik yang berserakan. Warga bertanya untuk apa? Saya jelaskan bahwa bila sampah plastik dikubur tidak akan terurai selama 200 tahun, pun bila dibakar merusak ozon bumi dan mengotori udara," ujar Ahyeni di Yogjakarta.

Upaya mengedukasi lingkungan itu tidak sia-sia. Warga di sekitar rumah Ahyeni mulai dengan sukarela menyumbangkan sampah nonorganik rumah tangga.

Ahyeni pun mengajari para ibu dan remaja (perempuan) tamatan SMA yang tidak meneruskan kuliah serta perempuan lanjut usia dengan keterampilan merangkai dan mengolah sampah nonorganik tadi menjadi barang baru yang bernilai ekonomi.

"Tidak sedikit warga di desa menolak untuk bekerja dengan alasan takut salah dan ogah belajar," tukasnya.

Mitra binaan yang didirikan sejak 2010 itu, dibentuk enam kelompok bina usaha, masing-masing menyumbang limbah tertentu, seperti kaleng, perca, plastik, sebagai bahan baku kerajinan.

"Seperti vas bunga dan guci dari koran. Korannya disuplai oleh para plasma. Ada pula dari mereka yang langsung membuat kreasi. Tentu ada harganya," ujar Ahyeni.

Harga barang kerajinan dari bahan bekas tadi dijual dengan harga bervariasi, mulai Rp2.000 untuk gantungan kunci hingga Rp300 ribu-400 ribu untuk sebuah tas yang terbuat dari anyaman tikar.

Manager Corporate CSR Pertamina Persero Agus Mashud mengatakan pameran hasil mitra binaan dalam acara Gebyar Energi Pertamina ini menunjukkan keberhasilan dari program corporate social responsibility dalam menyejahterakan masyarakat di sekitar unit operasi perusahaan.

Beberapa desa yang dibina melalui program CSR ini selain di Cilacap, di antaranya ada di Yogyakarta, Semarang, Kulon Progo (Jawa Tengah), dan Bojonegoro (Jawa Timur).



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Admin
Berita Lainnya