Headline
Presiden Prabowo resmikan 80.000 Koperasi Merah Putih di seluruh Indonesia.
Presiden Prabowo resmikan 80.000 Koperasi Merah Putih di seluruh Indonesia.
SEBAGAI sumber kehidupan, air merupakan elemen kunci yang harus terus dijaga kualitas dan ketersediaannya. Oleh karena itu, pada momentum Hari Air Dunia, PT PAM Lyonnaise Jaya (PALYJA) kembali menegaskan komitmennya untuk terus menyediakan pasokan air bersih bagi masyarakat Jakarta.
"Tahun ini kami akan memperingatinya pada 26 Maret di halaman Gedung Arthaloka, Jakarta, dengan tema Walk for Water 2017 dengan melibatkan masyarakat secara langsung lewat berbagai aktivitas," ujar Corporate Communication and Social Responsibility Division Head PT PALYJA, Meyritha Maryanie, ketika dihubungi, Selasa (21/3). Namun, imbuh dia, peringatan Hari Air tentu bukan cuma seremoni belaka. Sepanjang tahun, misalnya, PALYJA sudah melakukan berbagai pendekatan guna meningkatkan pelayanan kepada warga di bagian barat DKI Jakarta agar kebutuhan mereka akan air bersih dapat terlayani.
"Kita juga melakukan berbagai upaya pelestarian sumber daya air dan pelestarian lingkungan demi pembangunan yang berkelanjutan," jelasnya. Berdasarkan studi pihaknya, kebutuhan air bersih untuk seluruh Jakarta pada 2015 mencapai 26.100 liter/detik. Sementara itu, ketersediaan air sekitar 17 ribu liter/detik. "Jadi masih defi sit sekitar 9.000 liter per detik. Kekurangan ini karena ketersediaan bahan baku air untuk diolah menjadi air bersih di Jakarta sangat terbatas." Kekurangan tersebut tampak dari sumber air yang sekitar 97%-nya datang dari luar Jakarta, yakni dari waduk Jatiluhur dan Tangerang. Artinya, hanya 3% air baku yang berasal dari sungai di Jakarta.
"Ada 13 sungai yang mengalir di Jakarta namun belum ada satupun yang dapat menjadi sumber air baku utama untuk diolah menjadi air bersih akibat pencemaran," tutur Meyritha. Dalam menyuplai air bersih untuk Jakarta, PALYJA harus membelinya dari waduk Jatiluhur yang dikelola oleh Perum Jasa Tirta II dan PDAM Tangerang. Namun, kondisi tersebut tidak menyurutkan usaha PALYJA dalam mengelola air sungai di Jakarta yang sudah tercemar untuk bisa dijadikan air bersih, antara lain dengan aplikasi teknologi. "Pada 2012, PALYJA mengaktifkan kembali instalasi pengolahan air (IPA) Taman Kota yang sempat berhenti beroperasi di 2007 karena air sungai Cengkareng sudah tidak memenuhi syarat untuk menjadi bahan baku air minum.
" Seiring pengaktifan IPA, PALYJA bersama dengan Suez Environeement dan BPPT, kemudian membangun dan menerapkan teknologi Pre Treatment Biofi ltrasi agar air sungai yang sangat tercemar limbah domestik bisa diolah menjadi air bersih. "Dalam proses kerjanya, biofi ltrasi mengaplikasikan sistem anaerob-aerob untuk menumbuhkan mikroorganisme alami dalam suatu media penampungan. Mikroorganisme alami inilah yang kemudian dapat menurunkan kadar amonium, mangan, deterjen, besi, dan organik. Keuntungan menggunakan teknologi ini dapat menekan penggunaan bahan kimia seperti chlorine.
" Menurut Meyritha, IPA Taman Kota berkapasitas 150 liter per detik sehingga sangat membantu pelanggan dan warga sekitar untuk memperoleh air bersih.
Teknologi
Teknologi biofi ltrasi juga berhasil diterapkan dalam proses pengolahan air bersih PALYJA di IPA 2 Pejompongan.
"Kita adalah operator air bersih pertama di Indonesia yang menggunakan teknologi biofi ltrasi dalam proses produksi air bersih," tegasnya. PALYJA juga mengoperasikan teknologi pre-treatment moving bed biofi lm reactor (MBBR). Teknologi khusus untuk mengurangi polutan dalam air baku, seperti amonium dari kandungan sampah padat atau limbah rumah tangga, itu mulai diterapkan sejak 2015.
"Teknologi MBBR diterapkan di IPA Pejompongan untuk mengurangi polutan air baku dari kanal banjir barat. Pada 2016, MBBR juga dibangun di IPA Cilandak yang air bakunya dari Kali Krukut," kata Meyritha. Sebanyak 8-16 ton sampah padat, menurutnya, harus diangkat dari Kali Krukut setiap hari. Namun, pemanfaatan teknologi MBBR mampu menghilangkan 70% kadar amonia dalam air baku kali itu. Di awal 2017, PALYJA telah mampu meningkatkan suplai air bersih kepada pelanggan menjadi 9.400 liter per detik dan merupakan yang tertinggi sejak PALYJA beroperasi. Setahun sebelumnya, pasokan air bersih 8.600 liter per detik. "Artinya, akan lebih banyak lagi pelanggan dan warga yang bakal mendapat pelayanan air bersih PALYJA.
" Saat ini, cakupan area PALYJA sekitar 60% dan jangkauan pipa sekitar 72%. Kapasitas itu baru bisa ditingkatkan bila ada tambahan air bersih yang dapat dikirim kepada warga. Adapun tantangan dalam menyediakan pasokan air bersih adalah ketersediaan air baku, jaringan pipa termasuk jaringan distribusi, dan upaya pemberantasan sambungan ilegal, serta komitmen pemangku kepentingan untuk bersamasama menyediakan pasokan air bersih.
"Kami pernah berhitung, untuk mencapai cakupan 95% di akhir 2019 di bagian barat Jakarta, paling tidak diperlukan tambahan 2.500 km pipa baru," ucap Meyritha. (S2-25)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved