Headline

Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.

Fokus

F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.

Kebinekaan Harus Disikapi dengan Benar

22/2/2017 08:00
Kebinekaan Harus Disikapi dengan Benar
(Ist)

TUHAN sudah sedari asal menciptakan manusia beragam. Kebinekaan atau keberagaman harus dihargai dan disikapi dengan benar. Kita tidak boleh mengurangi nilai keberagaman karena ini merupakan nilai Tuhan.

"Kita memiliki masyarakat yang plural. Zaman Nabi Muhammad SAW pun memutuskan muslim pendatang, muslim pribumi, dan kaum Yahudi asalkan memiliki satu visi-misi, satu garis perjuangan, satu semangat, dan satu agenda sesungguhnya mereka satu Tuhan. Kesimpulannya, Nabi Muhammad sejak 15 abad lalu telah mencoba dan berhasil membentuk masyarakat komunitas yang diikat bukan berdasarkan agama ataupun berdasarkan suku. Masyarakat diikat berdasarkan adab dan budaya yang menjunjung tinggi persamaan dan keadilan," papar KH Said Aqil Siraj, Ketua Umum PB NU, dalam dialog dengan tema Media dan Kebhinnekaan di kampus Pascasarjana Usahid Jakarta, baru-baru ini.

Menurut Said, negara yang dibentuk oleh Nabi Muhammad SAW bukan negara fanatik. Nabi tidak pernah mengatakan negara arab atau negara Islam, tapi beliau mengatakan negara madina. Seluruh warga di hadapan hukum bersifat sama tanpa membedakan dan diperlakukan. Terkait kebinekaan, Nabi Muhammad menegaskan tidak boleh ada permusuhan, kecuali berdasarkan hal berikut: orang yang zalim, pemimpin yang zalim, dan pelaku kriminal.

"Radikalisme merupakan barang asing bagi kita. Radikalisme datang dari Timur Tengah. Teroris juga datang dari Timur Tengah. Pantang bagi kita ada Islam radikalisme,” tutur Said. Sejumlah tokoh dan akademisi pun hadir dalam seminar itu, yakni Fahruddin Faiz (Dosen UIN Sunan Kalijaga) Semarang, Benny Susetyo (pakar etika), JA Wempi (pakar teks media), dan Frengki Napitupulu (praktisi budaya). Tiga nama terakhir berasal dari Pasca Usahid. JA Wempi alumni Doktor Ilmu Komunikasi. Benny dan Frengky masih berstatus mahasiswa. Mereka membahas berbagai fenomena yang terjadi di masyarakat, baru-baru ini.

Dialog tersebut diadakan untuk memperingati Hari Jadi ke-20 Pascasarjana Usahid dan dalam rangka Dies Natalis ke-29 Usahid Jakarta. Kegiatan yang diberi nama Open House dan Seminar 2017 itu berlangsung pada 16 dan 18 Februari bertempat di Sahid Sudirman Residence Lantai 5 Jalan Jenderal Sudirman Kaveling 86, Jakarta, yang merupakan kampus Pascasarjana Usahid. Pada dialog hari kedua, tema lebih santai terkait dengan media sosial dan wanita, remaja, dan entrepreneur.

"Gagasan kegiatan itu muncul dari keperihatinan kami sebagai masyarakat akademis atas kondisi media dan bangsa saat ini. Ekspresi kebebasan berpendapat di media sosial yang seharusnya menjadi jejaring pertemanan, menggali potensi diri, dan mencari peluang bisnis. Kini berubah menjadi arena saling serang, penyebaran konten berita hoax, dan sarana memperluas permusuhan," ujar Dr Rubiyanto MM selaku ketua panitia. (RO/OL-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya