Headline

Gencatan senjata diharapkan mengakhiri perang yang sudah berlangsung 12 hari.

Fokus

Kehadiran PLTMG Luwuk mampu menghemat ratusan miliar rupiah dari pengurangan pembelian BBM.

Indonesia Siap Produksi Obat Biologi

(*/H-3)
21/12/2016 07:50
Indonesia Siap Produksi Obat Biologi
(THINKSTOCK)

Istilah obat generik sudah akrab di masyarakat. Istilah itu digunakan untuk menyebut jenis-jenis tiruan obat asli yang sudah habis masa patennya. Mirip dengan generik, ada pula istilah biosimilar, yakni tiruan dari obat produk biologi yang sudah habis masa patennya. Obat biosimilar diyakini bakal memegang peran penting dalam dunia kesehatan. Selain harganya lebih murah daripada obat aslinya, keberadaan obat biosimilar sangat dibutuhkan seiring dengan bergesernya pola penyakit pada masyarakat dunia, termasuk di Indonesia.

Pola itu bergeser, dari jenis penyakit menular menjadi penyakit degeneratif karena perubahan pola hidup dan memburuknya lingkungan. Contoh obat produk biologi itu antara lain insulin untuk terapi diabetes melitus, albumin dan interferon untuk terapi hepatitis B dan C, eritroprotein untuk mengatasi anemia pada pasien gagal ginjal, serta antibodi monoklonal untuk pengobatan kanker.

Di Indonesia, perusahaan farmasi Kalbe Farma telah memulai produksi obat-obatan biosimilar melalui anak perusahaan mereka, PT Kalbio Global Medika (Kalbio). Menurut Kepala Produksi Global, Austin Yonika, obat biosimilar memiliki keunggulan jika dibandingkan dengan obat kimiawi. "Obat biosimilar dikembangkan dari produk biologis yang berasal dari makhluk hidup seperti jaringan, sel, DNA, dan protein dari makhluk hidup. Dengan demikian, obat biosimilar akan lebih mudah diserap tubuh," ujarnya pada kunjungan media ke fasilitas produksi pabrik tersebut di Cikarang, Jawa Barat, Selasa (20/12).

Obat biosimilar diproduksi dari sel hidup yang telah direkayasa secara genetik. Proses pembuatannya kompleks dan harus hati-hati. "Kualitas obat biosimilar bergantung pada makhluk hidup yang dikembangkan, keamanan melalui uji preklinis dan klinis, dan efikasi dari obat itu sendiri," ujar Sie Djohan, Direktur Pengembangan Bisnis PT Kalbe Farma, pada kesempatan sama.

Sejumlah negara di Asia yang sudah memproduksi obat biosimilar ialah Malaysia, Singapura, Jepang, dan Korea Selatan. "Indonesia sedang berupaya memproduksi sendiri jenis obat biologi ini," imbuhnya. Ia menjelaskan, tahun depan Kalbio akan memproduksi eritroprotein (komponen pembentuk sel darah merah), disusul dengan produksi granulocyte colony-stimulating factor (G-CSF), suatu regulator penting dalam pembentukan sel darah putih.

"Dalam proses produksinya kami menggunakan teknologi robot untuk meminimalkan terjadinya kontaminasi bakteri pada produk obatnya. Alat yang digunakan antara lain, roller bottle dan bioreactor. Kami juga menyusun program pelatihan setahun untuk sarjana bidang kesehatan untuk mempersiapkan tenaga kerja yang akan menangani proses produksinya," papar Sie Djohan. (*/H-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya