Headline

Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.

Fokus

F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.

Jangan Minder

17/12/2016 02:15
Jangan Minder
(MI/Sumaryanto)

JALAN hidup seseorang tak pernah bisa ditebak ke mana arah apalagi ujungnya.

Terlahir sebagai manusia dengan bentuk fisik tidak sempurna, Leli Marlina justru tumbuh besar menjadi gadis berprestasi setelah kehilangan kedua kakinya.

Gadis kelahiran Riau, 18 tahun silam ini berlaga di pekan paralimpik pelajar nasional di 2015 dengan meraih medali emas dan di pekan paralimpik nasional 2016, ia meraih medali peraih perak untuk beregu dan perunggu untuk tunggal.

Tidak hanya itu, Leli berhasil mendapatkan medali perak ditingkat internasional pada Asean Para Games 2015.

Meski kehilangan anggota tubuh, anak ke-3 dari 4 bersaudara ini dibekali hati yang kuat dan pantang menyerah.

Leli yang dalam kesehariannya selalu mandiri, mulai menekuni olahraga tenis meja pada 2015.

Padahal, ia tidak mengenal olahraga itu sebelumnya.

Siswi Kelas 12 SMA Negeri 1 Hulu Kuantan ini mengenal tenis meja dari tetangga satu desa di Pangkuan Hulu yang kini juga menjadi pelatihnya.

Berkat kemauan, disiplin, dan kerja keras, Leli berhasil meraih impian dan banyak prestasi.

Tak hanya itu, dukungan yang kuat dari keluarga dan saudara serta pihak sekolah juga menghantarkan Leli menjadi atlet tenis meja yang berprestasi.

"Leli ini siswa yang rajin, disiplin, kemudian mempunya motivasi yang tinggi untuk sukses. Jadi, dia bisa bergaul dengan teman-temannya seperti ya temen-temen yang lain dan dia juga punya motivasi sehingga hal itu yang menjadi bekal dia untuk bisa

sukses mengikuti kejuaraan-kejuaraan nasional dan internasional,"

kata guru Leli, Masrur.

Setelah mencoba memainkan tenis meja, Leli menemukan dunianya.

Meski baru berlatih selama tiga bulan, ia sudah di panggil untuk mengikuti kejuaran tenis meja tingkat nasional dalam Pekan Olahraga

Paralimpik Nasional mewakili Riau di Jawa Barat.

Namun, ia terkejut bisa menjadi juara dan membawa pulang medali emas untuk Riau.

Dengan mengandalkan kaki kanan dan tangan kanan, Leli berlatih keras bersama atlet-atlet berfi sik normal.

Tak ada kata minder dalam kamus Leli.

Justru ketika diremehkan karena keterbatasannya, semangatnya pun bangkit untuk terus mengukir prestasi. (Rio/M-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya