Headline
BANGSA ini punya pengalaman sejarah sangat pahit dan traumatis perihal kekerasan massal, kerusuhan sipil, dan pelanggaran hak asasi manusia
BANGSA ini punya pengalaman sejarah sangat pahit dan traumatis perihal kekerasan massal, kerusuhan sipil, dan pelanggaran hak asasi manusia
FOSIL ankylosaurus yang ditemukan di Pegunungan Maroko pada tahun 2023 memiliki beberapa lapisan pelindung yang sangat luar biasa.
Dinosaurus yang diberi nama Spicomellus afer ini menunjukkan susunan duri yang mengerikan, yang menurut para peneliti, kemungkinan berevolusi awalnya untuk menarik pasangan, bukan untuk pertahanan.
Studi mengenai sisa-sisa fosil S. afer, yang berasal dari periode Jura Tengah (174,7 hingga 161,5 juta tahun lalu), dipublikasikan di jurnal Nature pada 27 Agustus lalu. Penemuan ini diawali pada tahun 2021 dengan ditemukannya fragmen tulang rusuk yang memiliki paku menyatu.
"Sangat aneh sampai hal pertama yang kami lakukan adalah memindai CT untuk memastikan itu bukan palsu dan tidak ada yang menempelkan duri di atas cincin itu," kata Susannah Maidment, penulis utama dan seorang paleontolog di Natural History Museum di London.
Setelah dipastikan asli, Maidment dan timnya kembali ke lokasi penemuan, yang mengarah pada penemuan fosil yang lebih lengkap pada tahun 2023 di Pegunungan Atlas Tengah, dekat Boulemane.
Analisis fosil baru ini mengonfirmasi bahwa S. afer adalah ankylosaurus paling awal yang diketahui. Spesimen ini terdiri dari fragmen tulang belakang dan tulang rusuk, bagian panggul, serta osteoderm, lapisan tulang di kulit yang juga ditemukan pada buaya modern.
Fosil-fosil ini membantu para peneliti merekonstruksi tampilan hewan tersebut. Maidment memperkirakan hewan yang bertubuh rendah dan menyerupai kura-kura ini memiliki panjang sekitar 4 meter, meskipun ia mengakui pengukuran tersebut mungkin tidak akurat karena kerangka yang tidak lengkap.
Fitur paling mencolok dari dinosaurus ini adalah duri-duri yang menjulur dari osteoderm di lehernya, membentuk semacam kerah yang melingkari kepala.
"Ankylosaurus memiliki kerah tulang di lehernya, tetapi biasanya berupa serangkaian lempengan datar yang menyatu," jelas Maidment.
"Ankylosaurus ini memiliki kerah tulang yang besar dan kokoh, dengan sepasang duri raksasa sepanjang satu meter yang mencuat di kedua sisinya."
Duri serviks terpanjang dari 10 duri tersebut mencapai setidaknya 87 sentimeter. Duri-duri tambahan juga menonjol dari setiap tulang rusuk dan merupakan bagian dari kerangka itu sendiri.
Maidment berpendapat bahwa fitur-fitur yang tampak "tidak berfungsi" dan merepotkan ini sering kali berkaitan dengan daya tarik seksual pada hewan. Dengan memiliki tampilan yang mencolok, S. afer menunjukkan bahwa mereka adalah pasangan yang sehat dan layak.
Meskipun begitu, para peneliti berspekulasi bahwa duri-duri ini juga memiliki tujuan sekunder, yaitu sebagai alat pertahanan.
Salah satu duri berbentuk bilah dengan panjang 42 cm ditemukan dan diduga merupakan bagian dari ekor. Tulang ekor yang menopang struktur ini menunjukkan bahwa mekanisme "gada" pada ankylosaurus Zaman Kapur sudah terbentuk sejak awal evolusi kelompok ini.
Hal ini didukung oleh adanya "tulang pegangan" (tulang-tulang yang saling terkait erat) yang membantu menstabilkan ekor, mirip dengan ankylosaurus di kemudian hari.
Ini menunjukkan bahwa meskipun lapisan pelindung S. afer mungkin awalnya berfungsi sebagai daya tarik, ekornya juga mampu menghalau predator. Jadi, bagi ankylosaurus, fungsi pertahanan bisa jadi berkembang dari mode.
Sumber: LiveSciene
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved