Headline
Rakyat menengah bawah bakal kian terpinggirkan.
WAKIL Ketua MPR RI Lestari Moerdijat mengatakan, langkah strategis untuk mengatasi sejumlah tantangan yang memicu kekerasan terhadap perempuan dan anak harus segera diterapkan.
"Dibutuhkan sejumlah upaya yang mampu mengajak pihak-pihak terkait untuk bersama-sama mengatasi sejumlah faktor pemicu kekerasan terhadap perempuan dan anak," katanya dalam keterangan tertulisnya, Kamis (28/8).
Hasil analisa Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kementerian PPPA) mengungkapkan lima faktor teratas yang memicu kekerasan terhadap perempuan dan anak yaitu ekonomi, pola asuh keluarga, penggunaan gadget, lingkungan, dan pernikahan anak usia dini.
Menurut Lestari, faktor-faktor pemicu kekerasan terhadap perempuan dan anak itu harus segera diatasi dengan langkah-langkah yang terukur.
Sejumlah program pembangunan di tingkat pusat dan daerah, ujar Rerie, sapaan akrab Lestari, harus didorong agar dapat menginisiasi sejumlah upaya untuk mengatasi sejumlah faktor pemicu tersebut.
Upaya meningkatkan kesejahteraan keluarga, menurut Rerie yang juga anggota Komisi X DPR RI dari Dapil II Jawa Tengah itu, harus menjadi perhatian serius dalam proses pembangunan di setiap daerah.
Selain itu, tambah Rerie, peningkatan pemahaman masyarakat sejak dini terkait literasi digital juga harus menjadi prioritas untuk direalisasikan. Tidak kalah penting, jelas Rerie, proses pembangunan yang mengedepankan pelestarian lingkungan yang berkelanjutan juga harus diterapkan.
Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu berpendapat, sejumlah langkah tersebut membutuhkan partisipasi aktif pemerintah pusat dan daerah, serta masyarakat dalam mewujudkannya.
Rerie sangat berharap dengan kolaborasi yang kuat antar pihak-pihak terkait dapat melahirkan sejumlah langkah strategis untuk menekan angka kekerasan terhadap perempuan dan anak di tanah air. (H-3)
DPRD Jawa Barat mengkritik kinerja Pemerintah Provinsi Jabar akibat tidak berhasil meraih predikat provinsi layak anak oleh Kementerian PPPA
Wali Kota Jaya Negara menyampaikan, Kota Denpasar terus konsisten menjamin pemenuhan dan perlindungan hak-hak anak secara terencana, menyeluruh, dan berkelanjutan
Kuatkan Ekosistem Perlindungan Perempuan dan Anak di Jawa Timur Lewat Kerja Sama Multisektor
ANAK-anak yang bahagia dan canda tawa mereka mewarnai dunia. Momen Hari Anak Nasional (HAN) yang jatuh pada 23 Juli 2025 memberikan ruang untuk merayakan dengan kegiatan yang seru.
Berdasarkan hasil survei nasional pengalaman hidup anak dan remaja 2024, kekerasan kepada anak baik fisik, digital, hingga seksual masih menjadi masalah yang harus ditangani.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved