Headline
KPK akan telusuri pemerasan di Kemenaker sejak 2019.
DOKTER spesialis saraf dari RS Pusat Otak Nasional (RSPON) Mahar Mardjono Beny Rilianto menjelaskan urgensi BEFAST sebagai penanda yang perlu diidentifikasi secepatnya ketika seseorang mengalami stroke sehingga penyakit itu bisa tertangani tepat waktu.
BEFAST merupakan singkatan dari Balance, Eyes, Face, Arms, Speech, dan Time, yang menjadi indikator-indikator penting dari stroke, sebuah kondisi medis saat pasokan darah ke otak mengalami gangguan atau berkurang akibat penyumbatan atau pecahnya pembuluh darah.
"B ini Balance, berkaitan dengan keseimbangan. Ketika ada gangguan keseimbangan ya istilahnya secara tiba-tiba ini harus diwaspadai
(sebagai gejala stroke)," kata Beny, dikutip Senin (25/8).
Selain itu, Beny menjelaskan indikator kedua yakni Eyes merujuk pada gangguan penglihatan. Pada stroke, gangguan kesehatan mata bisa berupa hilangnya penglihatan sepenuhnya atau penglihatan menjadi buram secara tiba-tiba.
Indikator ketiga adalah Face atau wajah, pada penderita stroke biasanya wajah mereka menjadi tidak simetris. Kondisi ini akan terlihat
jelas apabila penderita diminta untuk senyum dan biasanya bibirnya akan condong ke satu sisi saja.
Pada indikator keempat ada Arms, merujuk pada kondisi separuh anggota badan tiba-tiba menjadi lemah tidak bisa digerakkan terutama pada bagian tangan.
"Biasanya tangannya lemas atau tidak bisa digerakkan mendadak baik tangan kiri atau tangan kanan. Ini bisa memperjelas gejala. Kalau misalnya wajahnya lemas di sisi kanan, dan tangan kanannya juga, kakinya juga. Itu semakin mengarahkan bahwa ini kemungkinan suatu serangan stroke," katanya.
Selanjutnya, indikator kelima yaitu Speech merujuk pada kemampuan bicara yang berkurang. Ini juga menurut dokter Beny menjadi
gejala penting untuk mengidentifikasi penderita stroke.
Kemampuan bicara yang berkurang atau bahkan menjadi tidak dapat dimengerti biasanya umum dialami oleh penderita stroke karena otak tidak lagi mampu bekerja dengan optimal akibat kurangnya suplai oksigen dari darah.
Ketika kelima tanda itu ditemui pada seseorang secara bersamaan dalam waktu yang mendadak atau tiba-tiba, ada baiknya orang terdekat melakukan indikator terakhir sebagai aksi penting yaitu Time.
Indikator terakhir ini merujuk pada tindakan pertolongan yang sesegera mungkin harus diberikan pada penderita stroke agar kondisi ini dapat ditangani di masa emasnya pada waktu yang tepat.
"Ada namanya golden period pada stroke. Golden period itu waktu untuk memberikan terapi khusus jika pasien itu bisa datang dalam waktu sekitar 4,5 jam setelah tanda-tanda tadi ditemukan," kata Beny.
Agar stroke bisa tertangani dengan baik di masa emasnya, ada baiknya penderita stroke dirujuk ke fasilitas kesehatan yang dilengkapi kemampuan CT Scan kepala agar penegakan diagnosis bisa lebih mudah dilakukan.
Berdasarkan data Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada 2020, stroke merupakan penyakit penyebab kematian tertinggi di Indonesia.
Data lainnya dari Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 menunjukkan bahwa prevalensi stroke di Indonesia mencapai 8,3 per 1000 penduduk.
Secara lebih detail, stroke menjadi penyebab utama kecacatan dan kematian di Indonesia dengan detail 11,2% dari total kecacatan dan 18,5% dari total kematian. (Ant/Z-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved