Headline

KPK akan telusuri pemerasan di Kemenaker sejak 2019.

Di Balik Krisis Kepunahan, Dunia Masih Menyimpan Keajaiban yang Memberi Harapan

Iko Amraeny
25/8/2025 12:09
Di Balik Krisis Kepunahan, Dunia Masih Menyimpan Keajaiban yang Memberi Harapan
Ilustrasi(freepik)

SEBUAH patung perunggu setinggi lima kaki berdiri menghadap tebing laut di Semenanjung Reykjanes, Islandia. Patung itu menggambarkan seekor burung auk raksasa yang telah punah. 

Suara hening yang mengingatkan kita pada spesies terakhir yang dihapus manusia pada 1844. Namun, di balik simbol kepunahan ini, tersembunyi cerita lain tentang keajaiban alam yang terus bertahan.

DI tengah tragedi lingkungan, dunia tersembunyi yang penuh rasa ingin tahu dan keajaiban masih ada. Di dalamnya, kata Natalie Kyriacou, Aktivis lingkungan hidup Australia, ada secercah harapan. 

Dunia saat ini tengah berada di tengah krisis kepunahan yang belum pernah terjadi dalam sejarah. Menurut data terbaru, satu juta spesies tumbuhan dan hewan terancam punah, dengan mamalia liar sekarang menyusun kurang dari 6% dari total biomassa mamalia di bumi. 

Great auk bukanlah yang pertama jatuh punah oleh tangan manusia, dan jelas bukan yang terakhir. Ikan tangan halus (smooth hand fish), lumba-lumba sungai Yangtze, quagga, dan banyak lagi telah menyusul dalam daftar spesies punah.

Namun, di balik tragedi ini, terdapat kisah-kisah harapan yang patut untuk diceritakan. 

  • Di danau Meksiko, axolotl muda memakan tubuh saudaranya sendiri dan mampu melakukan regenerasi yang luar biasa. 
  • Di Afrika Tengah, kera betina menjalin ikatan melalui ritual yang intim dengan menggosokkam klitoris mereka, guna memperkuat persahabatan dan menjaga perdamaian 
  • Di lautan, seekor paus bungkuk dewasa meluncur dan melindungi seekor induk dan anaknya yang rentan dalam perjalanan yang berbahaya. 
  • Di udara, migrasi kupu-kupu monarch menciptakan pemandangan menakjubkan dengan jutaan ekor menempuh perjalanan 4.000 kilometer melintasi Amerika.
  • Sekitar 1,5 juta wildebeest menyeberangi daratan Afrika dalam pencarian rumput segar, menciptakan pemandangan yang luar biasa.

Gerakan Lingkungan

Berkat program penangkaran dan pelepasan yang intensif, kondor California yang hampir punah kini kembali terbang bebas. Oryx Arab, yang punah di alam liar pada 1970-an, telah berhasil kembali ke habitat aslinya dan sekarang berkembang biak dengan stabil. Kesuksesan serupa terlihat dalam populasi musang berkaki hitam, gagak Hawaii, dan macan tutul Amur.

Rachel Carson, salah satu pelopor gerakan lingkungan modern, pernah berkata: "Semakin jelas kita memusatkan perhatian pada keajaiban dan realitas alam semesta di sekitar kita, semakin kecil keinginan kita untuk menghancurkan."

Patung Great auk di Islandia berdiri sebagai pengingat akan apa yang telah kita hilangkan, tetapi juga sebagai tantangan untuk melindungi apa yang masih tersisa. Meskipun masa lalu telah menyaksikan pemusnahan spesies yang mengganggu, era modern juga telah melahirkan gerakan konservasi global yang semakin kuat.

Ini adalah era di mana benih-benih ekologi, evolusi, konservasi, dan keadilan lingkungan mulai berakar. Dari Charles Darwin dan The Origin of Species hingga Eunice Foote dan penemuannya tentang efek pemanasan karbon dioksida, manusia telah mengembangkan pemahaman yang semakin dalam tentang hubungan kita dengan alam.

Penting untuk kita mengatasi krisis kepunahan dengan melakukam pendekatan yang mencakup dimensi sejarah, politik, ekonomi, dan sosial. Kita perlu menjembatani perpecahan sosial dan politik untuk terhubung dengan pengalaman dan perspektif unik mereka.

Dunia yang tersembunyi ini, dipenuhi dengan keanehan, tragedi, keindahan, dan keunikan yang menakjubkan, terus membentuk kehidupan di bumi dan mendefinisikan hidup kita secara individual. Meskipun tantangannya besar, menemukan momen-momen menakjubkan ini bukanlah hal yang mustahil. (The guardian/Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya