Headline
Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.
HARIMAU Jawa, atau Panthera tigris sondaica, adalah hewan endemik Pulau Jawa yang diyakini punah sejak 1980-an. Namun, penemuan terbaru menunjukkan bahwa harimau Jawa mungkin masih hidup di alam liar! Berikut adalah tujuh fakta menarik tentang harimau Jawa yang perlu kamu ketahui.
Harimau Jawa pernah menjadi predator terbesar di hutan-hutan Jawa. Dengan garis-garis hitam yang tipis dan rapat, ukurannya lebih kecil dibandingkan harimau Sumatera, tetapi tetap menakutkan. Mereka hidup di hutan dataran rendah, semak belukar, dan perkebunan.
Menurut catatan konservasi, harimau Jawa dinyatakan punah pada 1980-an. Namun, pada 2019, warga di Desa Cipeundeuy, Sukabumi, melaporkan melihat hewan mirip harimau Jawa, lengkap dengan jejak kaki dan cakaran. Penemuan ini membawa harapan baru!
Pada 2019, sebuah rambut ditemukan di pagar desa di Sukabumi. Peneliti melakukan analisis DNA dan menemukan bahwa rambut ini 97% mirip dengan spesimen harimau Jawa di museum. Bukti ini menunjukkan bahwa harimau Jawa mungkin belum punah.
Peneliti membandingkan rambut dari Sukabumi dengan sampel harimau Jawa dari tahun 1930, serta harimau Sumatera, Bengal, dan macan tutul Jawa. Hasilnya menunjukkan rambut tersebut termasuk dalam kelompok harimau Jawa, meski studi lebih lanjut masih diperlukan.
Salah satu penyebab menurunnya populasi harimau Jawa adalah tradisi Rampogan Macan, sebuah pertunjukan di masa lalu di mana harimau diadu dengan kerbau atau manusia bersenjata tombak. Tradisi ini menyebabkan banyak harimau Jawa dibunuh.
Selain Rampogan Macan, perburuan liar dan pembukaan hutan untuk pertanian di era kolonial juga membuat habitat harimau Jawa menyusut. Pada abad ke-19, konflik dengan manusia meningkat karena hutan dirambah, membuat harimau sering menyerang ternak atau manusia.
Jika terbukti harimau Jawa masih hidup, upaya konservasi harus dilakukan. Ini termasuk memasang kamera jebakan, analisis DNA lebih lanjut, dan melindungi habitat hutan. Masyarakat juga perlu dilibatkan untuk menjaga kelestarian spesies ini.
Mendukung penelitian dan tidak mengganggu habitat hutan adalah langkah awal. Jika harimau Jawa masih ada, mereka butuh ruang hidup seluas 40-300 km persegi per ekor.
Meski ada bukti DNA, beberapa pihak meragukan temuan ini karena potensi kontaminasi sampel. Namun, peneliti lokal tetap optimis dan terus mencari bukti baru, seperti foto atau video, untuk memastikan keberadaan harimau Jawa.
Harimau Jawa adalah bagian dari warisan alam Indonesia. Penemuan terbaru memberi harapan bahwa hewan ini mungkin masih hidup di hutan-hutan terpencil. Dengan penelitian dan konservasi yang tepat, kita bisa melindungi harimau Jawa agar tidak benar-benar punah. Mari dukung upaya pelestarian satwa liar Indonesia!
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved