Headline
Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.
Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.
PROGRAM kerja sama Indonesia dan Australia dalam bidang pendidikan yang telah terjalin baik selama 10 tahun bakal terus ditingkatkan. Namun, fokusnya tidak lagi dalam pembangunan fisik atau sekolah, tetapi pada peningkatan mutu pendidikan.
"Kami mengapresiasi kerja sama yang telah terjalin baik dengan Australia selama 10 tahun ini dan fokus kerja sama akan kita ubah mengingat angka partisipasi kasar (APK) di pendidikan dasar kita sudah di atas 100%. Maka kita akan fokuskan ke depan untuk peningkatan kualitas dan mutu pendidikan," kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy dalam acara peringatan 10 Tahun Kemitraan Indonesia-Australia bidang Pendidikan Dasar, khususnya pembangunan SMP, di Jakarta, Selasa (29/11).
Acara itu juga dihadiri Wakil Duta Besar Australia untuk Indonesia Justin Lee, Dirjen Pendidikan Dasar Menengah Kemendikbud Hamid Muhammad, dan Direktur Pembinaan SMP Kemendikbud Supriano.
Muhadjir mengungkapkan, selama 10 tahun pelaksanaan kemitraan Indonesia-Australia telah berhasil dibangun sebanyak 2.725 sekolah di seluruh Indonesia. Dari jumlah itu, tersedia 10.175 ruang kelas untuk menampung 366.300 siswa.
Berkat pembangunan gedung sekolah tersebut, lanjut Muhadjir, angka anak usia sekolah dasar yang belum sekolah turun secara signifikan. Pusat Data Statistik Pendidikan (PDSP) Kemendikbud 2016 menunjukkan, terjadi penurunan dari 1,4 juta anak usia SD yang belum bersekolah pada 2006 menjadi tinggal 240 ribu pada akhir 2016.
"APK pendaftaran murid sekolah menengah pertama (SMP), yang semula 88,68% pada 2006 meningkat menjadi 100,72 persen pada 2015. Kenaikan pendaftaran ini membuktikan perbaikan akses pendidikan di Indonesia berkelanjutan," ungkapnya.
Sementara Hamid menambahkan, pembangunan sekolah dalam program kemitraan dilakukan dengan pendekatan berbasis pelibatan masyarakat sehingga bersifat transparan dan masyarakat ikut merasa memiliki turut merawat sekolah.
Menurutnya, Australia-Indonesia dalam kemitraan ini telah melakukan pembangunan sekolah di beberapa wilayah terpencil di sejumlah wilayah Nusantara.
Adapun Supriano mengatakan, kemitraan juga mengembangkan sistem penanganan keluhan. Sehingga masyarakat bisa mengadu jika ditemukan kejanggalan dalam pembangunan sekolah.
Dikatakan, Pemerintah Australia telah menyalurkan bantuan yang berasal dari anggaran bantuan pembangunan luar negeri senilai AUS$365,7 juta untuk 2016-2017. Dari jumlah itu, AUS$296 juta merupakan dana bilateral yang dikelola Kementerian Luar Negeri dan Perdagangan Australia.
Wakil Dubes Australia untuk Indonesia, Justin Lee, mengatakan, menciptakan ratusan ribu peluang anak-anak agar dapat bersekolah merupakan pencapaian besar dalam kemitraan kedua negara, sementara langkah selanjutnya ialah memastikan para guru dan kepala sekolah mendapat akses untuk mendapatkan pelatihan yang bermutu dengan dukungan kurikulum. (OL-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved