Headline
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.
PEMERINTAH RI melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengaresiasi Pemerintah Jepang dalam program pendidikan lintas budaya yang telah terjalin lama. Terutama dalam program kunjungan kebudayaan, para tokoh dan pimpinan pondok pesantren.
"Program yang telah berlangsung 13 tahun ini merupakan terobosan yang penting guna meningkatkan persahabatan dan membangun saling pengertian yang lebih baik antara masyarakat dunia," kata Dirjen Kebudayaan Kemendikbud Hilmar Farid mewakili Mendikbud Muhadjir Effendi yang berhalangan hadir pada Workshop Internasional tentang Cross Cultural Educational Exchange in Asian di Jakarta, Senin (28/11). Turut hadir Duta Besar Jepang untuk Indonesia Kazuo Sunaga, cendekiawan Azyumardi Azra, penasihat Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) Universitas Islam Negeri Jakarta Jamhari.
Menurut Hilmar, dalam konteks dunia yang semakin dihadapkan dengan berbagai tantangan sosial, ekonomi, sikap saling pengertian.
"Aneka ragam budaya dan agama yang ada dan berbeda beda tidak seharusnya menjadi jurang dan tembok pemisah antara bangsa di dunia," ujarnya.
Hilmar menyatakan kerja sama lintas budaya yang telah dirintis oleh PPIM UIN Jakarta dan Kedubes Jepang di Jakarta patut mendapat apresiasi tinggi. Apalagi sekarang program ini sedang diupayakan untuk diperkenalkan kepada masyarakat lain di ASEAN.
"Sungguh ini merupakan upaya yang baik dalam hal ini pemerintah Indonesia dan Jepang telah turut menggemakan pentingnya persahabatan dan kesepahaman yang lebih baik di dunia internasional," tegasnya.
Ia menambahkan, berbagai perbedaan yang nyata antara budaya dan agama dapat saja mempengaruhi cara berinteraksi antarbangsa. Namun, itu tidak menyurutkan hubungan satu sama lain.
"Di sinilah cross cultural education atau pendidikan lintas budaya menjadi amat signifikan. Pendidikan seperti ini menumbuhkan kesadaran di antara kita dan menawarkan pemahaman budaya yang baik," tukasnya.
Azyumardi menyatakan pendidikan di Indonesia memang memiliki keunikan karena dibawahi Kemendikbud dan Kementerian Agama, hal ini berbeda dengan sistem pendidikan di negara lain termasuk Mesir atau Arab Saudi.
"Nah, pesantren merupakan bagian warisan Islam terbesar di dunia," cetus Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu.
Selain itu, lembaga pendidikan tinggi Islam yang ada merupakan paling besar di dunia karena tidak memiliki sebanyak di Indonesia. Hemat dia, kondisi ini patut disyukuri warga muslim Indonesia kendati masih ada kelemahan yang harus terus diperbaiki.
"Pesantren juga mengalami transformasi yang terus berkembang maju padahal dulu pesantren identik dengan keterbelakangan dan kumuh tetapi sekarang tidak lagi seperti itu," pungkasnya. (OL-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved