Headline

Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.

Fokus

Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.

Untar-Tiongkok Eratkan Kerja Sama

29/11/2016 06:51
Untar-Tiongkok Eratkan Kerja Sama
(Ist)

DALAM rangka mempererat kerja sama di bidang kebudayaan dan pendidikan, Universitas Tarumanagara (Untar) menggelar pameran kebudayaan Tiongkok yang bertepatan dengan Hari Kebudayaan Tiongkok di Kampus Untar, Jakarta, Senin (28/11).

Pameran juga dihadiri Konselor Kebudayaan dari Kedubes Republik Rakyat Tiongkok, Jin Hongyue, dan Wakil Rektor Untar, Gatot P Soemartono.

Ketua Pengurus Yayasan Untar Gunardi mengatakan kegiatan tersebut dapat mendorong para sivitas akademika serta karyawan Untar untuk mengembangkan kemampuan bahasa Mandarin yang saat ini tengah dalam tahap persiapan.

Dia menuturkan Untar sudah lama melakukan kajian dan penelitian terkait dengan bahasa dan kebudayaan Tiongkok.

Jin Hongyue, yang mewakili Kedubes Republik Rakyat Tiongkok, mengatakan saat ini sudah ada 15 ribu mahasiswa Indonesia yang belajar di Tiongkok.

Selain itu, terdapat 13 universitas di Tiongkok yang mempunyai jurusan bahasa Indonesia dan hampir 600 mahasiswa di sana belajar bahasa Indonesia setiap tahunnya.

Di tempat terpisah, Kedubes Jepang dan Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) UIN Jakarta menyelenggarakan workshop internasional tentang Cross Cultural Educational Exchange in Asian, di Jakarta, kemarin.

Pemerintah melalui Kemendikbud mengapresiasi pemerintah Jepang dalam program pendidikan lintas budaya yang telah terjalin sejak lama, terutama dalam program kunjungan kebudayaan, para tokoh, dan pimpinan pondok pesantren.

"Program yang telah berlangsung selama 13 tahun ini merupakan terobosan yang penting guna meningkatkan persahabatan dan membangun saling pengertian yang lebih baik antara masyarakat dunia," kata Dirjen Kebudayaan Kemendikbud Hilmar Farid.

Turut hadir Duta Besar Jepang untuk Indonesia Kazuo Sunaga, cendekiawan Azyumardi Azra, dan penasihat PPIM UIN Jakarta, Jamhari.

Menurut Hilmar, aneka ragam budaya dan agama yang ada dan berbeda-beda tidak seharusnya menjadi jurang dan tembok pemisah antara bangsa di dunia. (Ind/Bay/H-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya