Headline

Presiden sebut negara butuh kepolisian tangguh, unggul, bersih, dan dicintai rakyat.

Fokus

Puncak gunung-gunung di Jawa Tengah menyimpan kekayaan dan keindahan alam yang luar biasa.

Penulisan Ulang Sejarah Dinilai Jadi Langkah yang Baik untuk Pendidikan

Despian Nurhidayat
01/7/2025 16:36
Penulisan Ulang Sejarah Dinilai Jadi Langkah yang Baik untuk Pendidikan
Ilustrasi(MI/Duta)

KOORDINATOR Nasional Jaringan Pemantau Pendidikan Indonensia (JPPI), Ubaid Matraji, menilai bahwa penulisan ulang sejarah yang dilakukan pemerintah bukanlah sekadar mengganti buku teks, melainkan upaya mendasar untuk membangun pendidikan sejarah yang lebih inklusif, akurat, dan relevan dengan perkembangan zaman.

“Menurut saya, penulisan ulang sejarah untuk pendidikan merupakan hal yang sangat mendesak dan diperlukan,” ungkapnya kepada Media Indonesia, Selasa (1/7). 

Lebih lanjut, Ubaid menambahkan bahwa kepentingan penulisan ulang sejarah dapat dilihat dari beberapa aspek. 

Salah satunya narasi sejarah yang selama ini diajarkan seringkali berfokus pada sudut pandang tunggal dari kelompok elit atau mayoritas. 

“Penulisan ulang memungkinkan kita untuk memasukkan perspektif dari kelompok-kelompok yang terpinggirkan, seperti perempuan, masyarakat adat, atau masyarakat lokal. Hal ini akan memberikan pemahaman yang lebih kaya dan utuh kepada para peserta didik tentang mozaik pengalaman yang sesungguhnya membentuk sejarah bangsa,” kata Ubaid.

Selain itu, ilmu sejarah terus berkembang seiring dengan ditemukannya sumber-sumber baru dan adanya pendekatan metodologi yang lebih modern. 

“Jika kita tidak melakukan penulisan ulang, materi sejarah yang diajarkan akan menjadi usang dan tidak relevan. Penulisan ulang memungkinkan kita untuk mengintegrasikan temuan-temuan terbaru dan mengoreksi kesalahan-kesalahan fakta yang mungkin ada pada narasi sebelumnya,” tuturnya. 

Hal yang tidak kalah penting, lanjut Ubaid, sejarah bukanlah sekadar kumpulan tanggal dan nama, melainkan proses interpretasi. 

“Dengan memperkenalkan berbagai narasi dan perspektif, peserta didik akan didorong untuk berpikir kritis. Mereka akan belajar untuk mempertanyakan sumber, menganalisis bukti, dan menyimpulkan sendiri, bukan hanya menerima informasi secara pasif. Ini adalah keterampilan yang sangat penting untuk menghadapi tantangan masa depan,” pungkas Ubaid. (Des/I-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Irvan Sihombing
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik