Merancang Pembelajaran, Menjawab Kompetisi Global Abad 21

Syarief Oebaidillah
17/11/2016 20:18
Merancang Pembelajaran, Menjawab Kompetisi Global Abad 21
(Ist)

ADANYA tantangan pada kurikulum pendidikan yang semakin dinamis menjadikan Indonesia harus lebih peka dalam membuat kerangka pendidikan strategis, guna menjawab kompetisi global abad 21 yang sarat dengan perkembangan teknologi dan informasi.

Hal itu mengemuka pada diskusi pendidikan yang diselenggarakan Sampoerna University bekerja sama dengan Eduspec Indonesia bertema 'Computational Thinking: Designing A Strategic Learning' yang menghadirkan kepala sekolah dari 60 sekolah swasta di Jakarta, Kamis (17/11).

Computational thinking merupakan sebuah pendekatan yang dapat menyempurnakan kualitas pembelajaran dengan membantu menumbuhkan karakter kuat individu. Pendekatan ini dipercaya mampu mendukung generasi muda Indonesia dalam menghadapi berbagai tantangan, baik di dunia pendidikan saat ini, maupun dunia persaingan kerja di masa depan.

Computational thinking pula yang menjadi dasar pengembangan metode pembelajaran Science, Technology, Engineering, and Math (STEM). Sebuah metode pembelajaran efektif yang menggabungkan empat bidang utama yaitu, sains, teknologi, matematika, serta teknik.

Dalam kesempatan itu, pakar pendidikan Indra Charismiadji mengatakan, perkembangan dunia pendidikan sangat cepat, karena itu Indonesia harus menyesuaikan kurikulum agar dapat bersaing di era global. Metode STEM yang dikembangkan Sampoerna University, kata dia, mengajak siswa untuk mengintegrasikan mata pelajaran dan mengorelasikannya dengan kehidupan sehari-hari.

Hemat dia, proses pembelajaran melibatkan tujuh keahlian utama bagi siswa abad 21, yaitu kolaborasi, kreativitas, berpikir kritis, komputerisasi, pemahaman budaya, dan mandiri dalam belajar serta berkarier hingga siswa siap dalam menghadapi persaingan global.

Indra menjelaskan, saat ini materi kurikulum STEM telah dipersiapkan di sekolah-sekolah dalam negeri. Kurikulum itu juga mengajarkan anak didik tentang computational thinking.

"Artinya, bukan sekadar belajar menekan tombol, melainkan belajar memecahkan masalah dengan teknologi, atau berpikir layaknya komputer,” kata Indra.

Adapun salah satu institusi pendidikan yang mengimplementasikan pendidikan abad 21 ialah Sampoerna Schools System melalui Sampoerna Academy dan Sampoerna University. Pendekatan STEM yang diterapkan Sampoerna Schools System merupakan representasi pendidikan abad 21 yang mengedepankan pendidikan project-based learning. Siswa didorong untuk berpikir kreatif, analitis, dan berfokus pada solusi. Kualitas-kualitas yang dibutuhkan individu untuk dapat berkompetisi di masa depan.

Head of Student Life Sampoerna University, Eddy Henry, mengatakan, computational thinking merupakan sebuah pendekatan yang diyakini dapat menjadi salah satu solusi dalam menjawab tantangan masa depan, dengan lebih cermat dan terukur melalui penerapan pendekatan STEM.

" Kami bertekad untuk mempersiapkan generasi penerus yang work-ready dan world-ready," cetusnya.

Dijelaskan pada Sampoerna Academy, pendekatan STEM diperkenalkan kepada siswa sejak taman kanak-kanak dan tingkat sekolah dasar, melalui pengajaran dan permainan yang mendorong mereka untuk mampu memecahkan masalah sederhana. Pada tingkat pendidikan menengah, hingga perguruan tinggi, siswa diberikan tingkat pemecahan permasalahan yang lebih kompleks. Mereka juga diperkenalkan bagaimana memanfaatkan alat bantu seperti komputer dan perangkat digital sesuai tujuannya. (OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya