Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Sertifikasi Dosen Dukung Industri Pariwisata

MI
16/11/2016 08:00
Sertifikasi Dosen Dukung Industri Pariwisata
(Antara/Lucky R)

PENGEMBANGAN industri pariwisata di Indonesia saat ini terus digencarkan. Kualitas sumber daya manusia diyakini sebagai salah satu kunci pengembangan bidang tersebut.

Demi memenuhi SDM di bidang pariwisata yang kompeten, sertifikasi kompetensi dosen di sekolah tinggi ataupun tenaga pengajar pariwisata di SMK menjadi suatu keharusan untuk dilakukan.

"Kita melihat di antara beberapa bidang, pariwisata termasuk yang tengah diseriusi pemerintah untuk membangun ekonomi nasional," ujar Dirjen Kelembagaan Iptek Dikti Kemenristek dan Dikti Patdono Suwignjo, dalam konferensi internasional yang diselenggarakan Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Trisakti, di JCC, Jakarta, kemarin.

Diakui Patdono, secara umum SDM di bidang industri pariwisata memang masih belum maksimal. Untuk mengatasi kendala tersebut, salah satunya dilakukan dengan menambah jumlah STP di Indonesia terutama di daerah-daerah yang menjadi destinasi wisata prioritas. "Kami targetkan semua tenaga pengajar dan lulusan politeknik nantinya pada akhir 2019 sudah memiliki sertifikasi profesi, termasuk di bidang pariwisata," ujarnya.

Saat ini terdapat 4.300 perguruan tinggi di Indonesia. Jumlah pendidikan vokasi hanya sekitar 5% dari jumlah tersebut, yakni 262 lembaga. Sementara ini, untuk STP tercatat hanya enam lembaga di seluruh Indonesia yang dikelola Kementerian Pariwisata.

Ketua Trisakti Foundation Harry Tjan Silalahi, dalam kesempatan yang sama, mengatakan perkembangan industri pariwisata saat ini memang tengah memasuki fase yang pesat. Karena itu, dukungan dalam bidang pendidikan untuk menghasilkan sumber daya manusia (SDM) berkualitas harus terus ditingkatkan. "Termasuk melalui berbagai dialog dengan banyak ahli dari berbagai negara di bidang pariwisata.

"Dalam konferensi yang berlangsung dua hari (14-15 November) tersebut, setidaknya 24 kelomopok partisipan turut hadir sebagai peserta dan pembicara. Beberapa negara asal peserta yang juga hadir selain Indonesia di antaranya Thailand, Swiss, Inggris, dan Malaysia. (Pro/H-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya