Headline
Gaikindo membeberkan penyusutan penjualan mobil di Tanah Air.
Gaikindo membeberkan penyusutan penjualan mobil di Tanah Air.
FOKUS pemerintah dalam mengembangkan pendidikan vokasi, khususnya politeknik, dinilai perlu diimbangi oleh peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM).
Pasalnya, dibandingkan jumlah bidang vokasi yang relatif banyak, kuantitas instruktur dosen masih sangat minim.
Pengamat pendidikan Universitas Paramadina Totok Amin Soefijanto mengatakan bahwa instruktur dosen yang memiliki keahlian pada bidang tertentu dibutuhkan untuk menciptakan pembelajaran yang lebih berkualitas sehingga mampu menghidupkan kembali politeknik.
"Masalah kuantitas ini memang masih berat. Mudah-mudahan dengan komitmen pemerintah meningkatkan kualitas dosen, persoalan kuantitasnya pun bisa teratasi," ujarnya saat dihubungi Media Indonesia, Minggu (6/11).
Sebagai contoh, ungkap Totok, politeknik kemaritiman yang notabene merupakan salah satu fokus bidang pemerintah saat ini belum banyak memiliki instruktur dosen.
Bahkan dari 177 sekolah menengah kejuruan (SMK) kemaritiman di Indonesia, hanya dua bersertifikat internasional.
Apalagi, tukasnya, politeknik kemaritiman jumlahnya masih sangat sedikit.
Perlu kerja keras lebih dari pemerintah dan pihak perguruan tinggi dengan meningkatkan kuantitas serta kualitas pendidik yang kompeten di bidangnya.
"Berkaca dari masalah sertifikasi guru dan dosen, pemerintah jangan terburu-buru remunerasi. Yang paling urgent, menurut saya, justru lihat kebutuhan instruktur dosen," tegas Totok.
Sebelumnya pemerintah dalam hal ini Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti) menyatakan telah menyiapkan anggaran Rp200 miliar untuk peningkatan kualitas SDM dan infrastruktur politeknik. Dana ini akan dibagi sesuai kebutuhan setiap politeknik.
"Ke depannya kami ingin lulusan politeknik bisa lebih banyak menyerap tenaga kerja," cetus Dirjen Sumber Daya Iptek Dikti Kemenristek Dikti Ali Ghufron Mukti.
Profesor
Menurut Ghufron, pemerintah akan terus mendorong agar di masa depan dosen politeknik bisa menjadi seorang profesor sehingga diharapkan tidak hanya berpengaruh pada suasana pembelajaran, tetapi juga meningkatkan akreditasi politeknik.
"Sekarang sudah ada satu di Politeknik Manado dan saya kira ini bukti kemajuan politeknik yang akan semakin kita tingkatkan," imbuhnya.
Kendati demikian, Ghufron menekankan jangan sampai dosen kemudian hanya terpaku mengejar gelar profesor.
Akan tetapi, yang terpenting, dosen meningkatkan kompetensi serta hubungan kerja sama dengan pihak luar terutama industri agar bisa menyerap lebih banyak ilmu terapan.
Terkait hal tersebut, pemerintah mengaku sangat terbuka untuk dapat memfasilitasi dosen politeknik agar bisa menjalin kerja sama dengan industri.
Misalnya, melalui pelatihan langsung ke industri sehingga dosen memiliki pengalaman untuk dibagi saat pembelajaran di kelas.
"Kita upgrade terus kapasitas dan kemampuan dosennya. Kalau perlu, kita dorong supaya makin banyak profesor juga di politeknik," pungkasnya. (H-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved