Headline
Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.
Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
BUKAN hal baru lagi, kisah cinta antara Rama dan Sinta. Bahkan, pelajar pun sudah akrab dengan nama yang dijadikan sebagai pasangan idaman. Namun, sudahkan para remaja tahu kisah Ramayana? Mungkin belum sepenuhnya mereka paham tentang Ramayana. Padahal, Rama-Sinta ialah salah satu lakon dalam kisah tersebut. Inilah yang menjadikan buku Kisah Ramayana karya B Suryobroto layak dibaca para remaja. Kisah-kisah pewayangan tersebut sarat pelajaran moral dan pendidikan karakter. Walau terbilang warisan kuno, Kisah Ramayana merupakan kisah yang telah lama mengakar dalam benak masyarakat Nusantara, yang sarat akan pembelajaran moral dan perilaku baik. Kisah keberanian tokoh-tokohnya pun telah banyak dijadikan simbol bagi tata laku seseorang di kehidupan nyata.
Buku itu terdiri atas 28 bab dengan ketebalan mencapai 160 halaman. Lakon pertama dari Kisah Ramayana ialah Sumantri Ngenger (Bab 2/hal 1). Lakon tersebut belum menampilkan nama Rama ataupun Sinta. Barulah nama Rama Wijaya masuk lakon ketiga (bab 6/hal 43). Sebelumnya masih ada tiga lakon lagi, yakni Dasamuka Digelandang (Bab 3, hal 13), Negeri Maespati Jatuh (Bab 4/hal 21), dan Alap-alapan Dewi Ragu (Bab 5/hal 29). Buku terbitan Grasindo ini membatasi hanya sampai pada lakon terakhir, yakni Sinta Obong (bab 19/hal 145).
Lakon ini menceritakan saat Sinta membakar diri untuk membuktikan kesetiaannya. Hal ini dilakukan untuk menyesuaikan dengan tujuan penulisan buku, yakni mengutamakan inti kisah Ramayana. Sesungguhnya, kisah ini masih berlanjut dengan petualangan Rama dan Sinta yang telah menjadi raja dan permaisuri di kerajaan mereka sendiri. Kisah itu juga berlanjut kala Rama, yang merupakan titisan Sang Hyang Wisnu, akhirnya wafat dan menitis ke jasad berikutnya. Pada bagian akhir buku ini, penulis dengan sengaja membeberkan pesan moral dalam Kisah Ramayana (hal 156). Sekaligus menunjukkan lakon yang memuat pesan moral tersebut, di antaranya, kegigihan, seperti Lesmana yang turut mendampingi pengasingan Rama, Jatayu yang mati-matian menolong Sinta, dan Wibisana yang beralih haluan melawan kejahatan, mencerminkan sifat kesatria yang gigih membela hai yang benar dan tak membiarkan hai yang salah tetap ada.
Dari sana kita bisa belajar bertindak benar akan memperkaya diri kita dengan prinsip dan keyakinan diri yang benar. Kearifan, seperti tokoh Wibisana, gigih untuk tetap mempertahankan nilai-nilai moral dan kebaikan, sekalipun kondisi lingkungan tak mendukung untuk berbuat demikian. Kesetiaan, seperti kisah asmara antara Rama dan Sinta, menyimbolkan kesetiaan luar biasa dari kedua belah pihak, serta banyak pesan moral lain seperti kemurnian, kesederhanaan, dan kesetiakawanan. Buku ini ditulis dengan bahasa ringan dan alur cerita yang mengalir sehingga patut dibaca siapa pun. (Abdillah M Marzuqi/M-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved