Penghargaan Tokoh Kebudayaan Bentuk Apresiasi Pemerintah
MI/Bay
22/9/2015 00:00
(MI/Ramdani)
Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kacung Marijan menyatakan penghargaan kepada para tokoh kebudayaan belum sebanding dengan jasa yang telah diberikan pada perkembangan sejarah budaya bangsa. Penghargaan juga dimaksudkan sebagai bentuk apresiasi dan sapaan kepada para tokoh seniman dan budayawan. Selain itu,pemberian penghargaan kebudayaan tahun ini untuk pertamakali diberikan pada orang asing dalam kategori perorangan asing oleh pemerintah Indonesia melalui Kemendikbud kepada mereka yang telah memberi kontribusi nyata bagi pembangunan kebudayaan bangsa dengan kesungguhan dan ketekunan.
"Penghargaan ini kita beberikan bagi orang asing yang telah berkontribusi dengan tekun dan bersungguh-sungguh melalui disiplin ilmu atau profesinya baik dalam bidang sosial, politik, ekonomi, hukum, budaya, ilmu pengetahuan tentang Indonesia dan bidang lain yang bermanfaat besar bagi bangsa dan negara Indonesia," kata Kacung Marijan pada acara penghargaan yang berlangsung Selasa (21/9) di Taman Ismail Marzuki Jakarta bertema 'Ritual Kontemporer Meruwat Indonesia' ,pemerintah memberikan pada ketiga orang asing atas jasa mereka.
Secara resmi penghargaan pada ketiga warga asing dan sejumlah tokoh budaya nasional akan digelar Selasa malam (22/9) di TIM Jakarta. Menurut Kacung penghargaan kepada tokoh budaya dan juga warga asing diharapkan hasil kerja mereka dapat diapresiasi masyarakat Indonesia dan dunia serta memacu bangsa Indonesia untuk mau berbuat sesuatu untuk kebudayaannya sendiri.
Adapun penghargaan kepada tiga orang asing yang berjasa pada kebudayaan Indonesia adalah Anthony H. Johns yang dianggap berjasa dalam mengembangkan studi bahasa Indonesia dan Jawa Kuno di Australia. Sandra Niessen dari Belanda yang dinilai berjasa besar dalam pelestarian kain tenun khas etnis Batak yaitu ulos dan tenunan Indonesia lainnya serta membantu upaya pengembangan para penenun ulos. Ketiga, Henry Chambert-Loir seorang ahli naskah Bima dan Melayu serta bahasa dan sastra Indonesia dilihat sangat berjasa dalam penerjemahan dan penerbitan buku berbahasa Perancis ke bahasa Indonesia serta sebaliknya. Dia juga berjasa memasukan filsuf-filsuf Indonesia dalam Ensiklopedi Filsafat Dunia.
Untuk tokoh Indonesia,Franz Magnis Suseno mendapat Tanda Kehormatan Bidang Kebudayaan dari Presiden RI dengan Bintang Mahaputra,dan Bintang Budaya Paramdharma pada Gunawan Mohamad,Petrus Josephus (almarhum_ dan KPH Notoprojo (almarhum). Selain itu ,pencipta tari Serampang 12, Sauti (Alm) serta sastrawan Sitor Situmorang (Alm) adalah dua tokoh dari Sumatera Utara yang menerima penghargaan dari 49 penerima penghargaan kebudayaan 2015 dari pemerintah RI.
Satyalencana Kebudayaan 2015 diberikan kepada Sauti yang telah berjasa karena secara aktif melakukan proses penyempurnaan karyanya, sehingga memiliki ratusan ahli waris yang menguasai karya-karyanya. Sauti dinilai sebagai pembaharu tari Melayu. Sedangkan Sitor Situmorang menerima penghargaan kebudayaan untuk kategori pencipta, pelopor dan pembaru 2015. Sejumlah penghargaan pada tokoh budaya lainnya juga untuk kategori anak seperti vicky wahyu Dalang cilik dan lain lain.