Headline

Gaikindo membeberkan penyusutan penjualan mobil di Tanah Air.

IBI akan Tingkatkan Kualitas Bidan

03/11/2016 09:50
IBI akan Tingkatkan Kualitas Bidan
(Ist)

KEMENTERIAN Kesehatan menyatakan kebanyakan bidan tidak melakukan pemeriksaan ibu hamil sesuai dengan tata cara yang benar, menggunakan metode 10 T. Metode 10T di antaranya pemeriksaan tekanan darah, tinggi dan berat badan, tes laboratorium, dan temu wicara.

“Faktanya, yang diperiksa 10T hanya 2,8%,” kata Dirjen Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan Anung Sugihantono seusai menutup Rakernas VI Ikatan Bidan Indonesia (IBI) di Batam, Kepulauan Riau, Rabu (2/11).

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, dari 100% ibu hamil, 95% memeriksakan kesehatan ke tenaga kesehatan dan sebanyak 85% di antaranya menggunakan jasa bidan.

Ia mengatakan ada dua hal yang menyebabkan bidan tidak melakukan pemeriksaan kesehatan ibu hamil dengan benar, yaitu karena mutu dan integritas profesi.

Secara mutu, mungkin masih banyak bidan yang belum memiliki pengetahuan. Banyak tenaga bidan yang tidak menambah pengetahuan mereka secara rutin. Karena itu, bimbingan IBI dibutuhkan.

Dari sisi integritas, ia menilai banyak tenaga bidan yang tidak bersungguh-sungguh menjalankan profesi mereka.

“Saya mendapatkan laporan sebagian teman bidan pada saat di sekolah tidak niat. Jadi tidak sungguh-sungguh melakukan itu, menyapa dengan benar, melayani dengan benar,” kata dia.

Di tempat yang sama, Ketua Umum IBI Emi Nurjasmi menyatakan IBI berkomitmen meningkatkan kualitas bidan melalui uji kompetensi melalui kerja sama dengan Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi. Peningkatan kualitas juga dilakukan dengan pembinaan dan mendorong pemerintah memperketat akreditasi perguruan tinggi.

IBI mencatat terdapat lebih dari 300 ribu bidan di seluruh Indonesia. Mereka dihasilkan banyak perguruan tinggi di seluruh Indonesia.
Karena itu, untuk menghasilkan bidan yang berkualitas, harus dimulai dari peningkatan mutu pendidikannya.

IBI memiliki program khusus peningkatan mutu bidan, khususnya yang praktik mandiri, melalui Bidan Delima.

Dari sekitar 40 ribu bidan praktik mandiri, sebanyak 14.500 di antara mereka sudah dilengkapi sertifikasi Bidan Delima.

“Bidan Delima merupakan program unggulan, dengan pelayanan berkualitas. Baru 25% praktik swasta yang masuk karena ada proses assessment termasuk sarana prasarana,” kata dia. (Ant/H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya