Headline
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
PEMERINTAH tengah mempersiapkan tiga strategi sebagai solusi bagi para lulusan sekolah menengah kejuruan (SMK) yang hingga kini belum bekerja seusai lulus dari sekolah mereka.
Strategi itu diyakini bakal memberikan pelatihan serta informasi yang tepat bagi lulusan SMK untuk bekal mereka dalam mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan bidangnya.
"Secara garis besar, ketiga strategi itu bisa memberikan jalan keluar bagi anak-anak SMK yang hingga saat ini belum mendapatkan pekerjaan," jelas Direktur Pembinaan SMK Kemendikbud Mustaghfirin Amin didampingi Kasubdit Program SMK Arie Wibowo di Jakarta, Selasa (18/10).
Mustaghfirin menyampaikan langkah pertama ialah mempersiapkan SMK yang dapat mengeluarkan sertifikat kompetensi yang diakui kalangan industri serta berlaku di negara ASEAN.
Hingga saat ini tercatat, sudah sebanyak 291 SMK yang bisa mengeluarkan sertifikat kompetensi sebagai Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) yang disahkan Badan Nasional Standar Profesi (BNSP) serta diakui di negara ASEAN.
"Sementara itu, masih ada 400 SMK lainnya yang dalam proses agar bisa mengeluarkan sertifikat kompetensi," ucapnya.
Strategi kedua, lanjut dia, melakukaan retooling atau memberikan bekal pelatihan kepada lulusan SMK yang belum mendapatkan pekerjaan sehingga dengan retooling akan mempermudah mereka meraih pekerjaan.
Strategi ketiga ialah mempersiapkan kegiatan job matching atau mempertemukan kalangan industri dengan lulusan SMK sehingga lulusan SMK dapat cocok direkrut menjadi tenaga kerja.
"Agar upaya ini berjalan lancar, saat ini kami pun sedang melatih dan menyiapkan pelatihan. Kami mengimbau dan mendorong sekolah agar segera melatih kembali siswa mereka yang belum mendapat pekerjaan yang sesuai dengan kebutuhan," terang Mustaghfirin.
Pada kesempatan itu, dia memaparkan percepatan pembangunan pendidikan vokasi melalui SMK kini difokuskan pada potensi besar yang dimiliki Indonesia.
"Mereka bergerak di bidang kemaritiman yang terdiri dari perikanan dan kelautan, bidang pariwisata, bidang pertanian, serta bidang industri kreatif. Apabila potensi ini diolah dengan baik, bisa membuka peluang usaha dan bursa kerja siap pakai," ujar dia.
Pemerintah, lanjut dia, juga terus menambah fasilitas belajar terutama unit sekolah baru, ruang kelas baru, dan sarana prasana pendukung lain untuk mempersiapkan lulusan terampil dan kompeten dari SMK.
"Ini bisa dilihat perkembangannya pada 2010, saat jumlah SMK sepuluh ribuan dan sekarang sudah mencapai 13 ribuan," ungkapnya.
Guru produktif
Mustaghfirin menyadari, agar strategi tersebut sukses, dibutuhkan peran guru yang produktif di SMK. Sayangnya, keberadaan guru produktif di SMK masih kurang cukup. Jumlah guru produktif SMK saat ini baru sekitar 80 ribu orang dari jumlah 279.843 guru SMK.
Untuk menjawab masalah itu, setidaknya ada lima langkah yang dilakukan guna menambah jumlah guru produktif. Pertama ialah memanfaatkan tenaga ahli industri yang kompeten untuk mengajar. Kemendikbud akan membuat aturan penyetaraan para tenaga ahli industri agar mendapat pengakuan sehingga memiliki wewenang dan berhak mengajar di pendidikan formal.
"Kami tengah merancang aturan tersebut karena itu harus sesuai dengan Kualifikasi Kerja Nasional Indonesia (KKNI). Lewat aturan ini, seorang ahli nantinya berhak mengajar dengan status sebagai guru," ujarnya.
Langkah kedua ialah melakukan alih fungsi guru yang mengampu mata pelajaran umum. Guru-guru akan dilatih ulang selama beberapa semester agar dapat mengajar pada bidang kejuruan dan menjadi guru produktif.
"Misalnya, sarjana kimia dapat dialihfungsikan menjadi sarjana kimia industri kemudian sarjana biologi murni dialihfungsikan menjadi sarjana pertanian," tuturnya.
Ketiga ialah memetakan penyaluran guru produktif agar tidak ada kekurangan guru di daerah yang satu, sedangkan daerah lain malah kelebihan guru.
Keempat ialah menambah jumlah guru baru yang kini tengah diupayakan Ditjen Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbud. Menurut rencana, kata Mustaghfirin, saat ini sedang diupayakan penambahan 15 ribu guru hingga beberapa tahun mendatang.
"Tentu ini juga harus dilakukan melalui koordinasi dengan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi," pungkas dia.
Langkah terakhir, menurut Kasubdit Program SMK Kemendikbud Arie Wibowo, Kemendikbud merancang Instruktur Teman Sebaya, yakni lulusan SMK yang pandai dan berprestasi serta telah bekerja dapat dibolehkan mengajar di sekolah.
"Ini gagasan Pak Direktur SMK bahwa sebagai alumni yang telah bekerja dan ahli bisa membantu sekolahnya mengajar untuk meningkatkan kualitas SMK," tutup Arie. (Bay/S-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved