Headline

Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.

Fokus

Tidak mengutuk serangan Israel dan AS dikritik

Saatnya Ubah Etos Kerja Guru

Puput Mutiara
20/10/2016 08:38
Saatnya Ubah Etos Kerja Guru
(Dok. Kemendikbud)

PERAN guru dianggap penting dalam menggenjot pendidikan vokasi melalui jalur sekolah menengah kejuruan (SMK) sehingga dapat mencetak lulusan SMK bermutu. Karena itu, pemerintah harus segera berbenah diri sedari dini demi terwujudnya lulusan SMK yang mampu bersaing di dunia kerja.

"Guru-guru SMK kita harus segera dibenahi dan dimodifikasi, dan yang paling penting dibenahi ialah etos kerja guru SMK," ungkap praktisi pendidikan vokasi Marlock menjawab Media Indonesia, di Jakarta, Selasa (18/10).

Salah satunya, ia mengingatkan para guru SMK agar membuka diri dan mau belajar satu sama lain. "Ayo kita membuka diri dan mau belajar dengan para supervisor kalangan industri. Tunjukkan bahwa guru mampu bekerja sama dan dunia industri pun mau mengakui lulusan SMK," tandasnya.

Ia juga berpendapat saat ini pelatihan para guru SMK sudah berlalu dan kini hanya menunggu praktik di lapangan. "Sekarang ini, guru-guru SMK harus dilakukan revolusi mental. Mau tak mau mereka harus bisa praktik kerja 8 jam sehari," ungkap Marlock yang juga Koordinator Forum Peduli Pendidikan Pelatihan Menengah Kejuruan Indonesia.

Itu sangat penting karena saat ini masih banyak guru SMK yang bertugas memilih cepat pulang seusai mengajar. Menurut dia, guru SMK seharusnya dapat bekerja keras, kerja cerdas, dan kreatif.

"Kerja kita, jangan jam satu siang sudah pulang. Saya mengimbau guru pertanian, ayo terjun masuk sawah, guru kelautan, ayo berlayar, serta guru perikanan, ayo berlayar cari ikan jangan terjebak hanya sampai di budi daya saja," imbuhnya.

Ia berpendapat guru SMK tak usah malu menjual hasil produksi pertanian dan perikanan yang dikerjakan di sekolah. "Ayo, kita jual hasil karya siswa untuk memberi contoh kepada siswa bahwa hasil praktik pendidikan bisa laku dijual dan ada harga untuk hidup-menghidupi," ujarnya.

Marlock juga menyarankan pemerintah agar cmendorong pihak sekolah untuk dapat berkolaborasi atau bekerja sama dengan industri, yakni merangkul para senior yang hendak pensiun agar mengabdi selama satu tahun di SMK sebagai bentuk bela negara atau tanggung jawab sosial (CSR) perusahaan.

"Jadi mereka digaji perusahaannya, jangan menyumbang uang tetapi cukup menyumbang tenaga mengabdi pada negara dan bangsa, mempersiapkan generasi emas. Ilmu dan pengalaman harus diamalkan," paparnya.

Marlock juga berpesan kepada siswa SMK agar menghormati para guru dan orangtua.
"Sikap perilaku tutur kata siswa harus diperbaiki, hormat kepada guru dan orangtua itu keharusan agar menjadi siswa yang pintar ilmu serta berakhlak atau bermoral," tegasnya.

Perluas jaringan
Wakil Kepala SMK Negeri 7 Jakarta Maria Ulfah berharap yang dilakukan pemerintah dalam meningkatkan kualitas SMK ialah pengembangan jaringan bersama dunia usaha dan dunia industri (dudi) untuk membantu validasi dan sinkronisasi kurikulum SMK.

Dengan begitu, secara akademik, kompetensi, keahlian, dan etika industri yang dimiliki siswa SMK akan sesuai dengan keinginan kalangan dudi.

"Diperlukan pembinaan jaringan dengan dudi untuk kepentingan peserta didik agar dalam mengikuti praktik kerja industri dapat lebih mudah dan bisa pula diterima oleh dudi sebagai tenaga madya fresh graduate," ujar Maria.

Dia menambahkan perlu pemberdayaan unit produksi atau unit usaha lain bersama dudi sebagai implementasi kewirausahaan. "Harapan kami, pemerintah harus membantu bagaimana memecahkan permasalahan membuka jejaring atau networking bersama Dudi," jelas Maria.

Guru SMK Negeri 57 Jakarta Shilmawati menambahkan perlunya perluasan jaringan oleh SMK agar daya saing SMK meningkat. Dalam hal ini, dia mencontohkan sekolahnya yang jadi lembaga sertifikasi profesi (LSP) oleh Badan Nasional Standar Profesi (BNSP) kini telah mendapat pengakuan di lingkungan ASEAN serta negara lain. Dengan begitu, siswa mereka mendapatkan kemudahan untuk melakukan praktik kerja industri di sejumlah negara seperti Malaysia, Uni Emirat Arab, dan Thailand.

"Alhamdulillah siswa-siswi kami mendapatkan kepercayaan praktik kerja industri atau magang di negara-negara itu, untuk industri perhotelan, jasa boga, dan restoran," ujarnya.

Tidak hanya itu. Semua guru di SMK-nya pun siap bekerja hingga larut malam untuk menampung informasi perkembangan siswa-siswi magang pada negara tersebut.

Contohnya mereka yang di Dubai, Uni Emirat Arab, dengan perbedaan jam yang cukup jauh, dirinya siap menerima telepon di tengah malam. "Ya, ini kami lakukan sebagai bentuk ibadah kami guna bekerja demi kebaikan siswa-siswi kami yang memerlukan waktu konsultasi," tutup Shilmawati. (S-25)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya