Apa Itu Zakat? Simak Tata Cara dan Ketentuan Pembayarannya di Sini

ZAKAT merupakan salah satu rukun Islam yang wajib dilaksanakan oleh setiap Muslim yang memenuhi syarat tertentu.

Selain sebagai bentuk ibadah, zakat juga memiliki manfaat besar dalam membantu kesejahteraan umat, mengurangi kesenjangan sosial, dan mendekatkan diri kepada Allah.

Artikel ini akan membahas tata cara dan ketentuan pembayaran zakat secara lengkap, termasuk jenis zakat, syarat, cara perhitungan, serta penerima zakat.

Baca juga : Tingkat Kepercayaan Masyarakat pada BAZNAS Meningkat 32,5 Persen

Pengertian Zakat dalam Islam

Zakat adalah kewajiban bagi umat Islam yang harus dikeluarkan dari harta yang dimiliki, untuk diberikan kepada orang yang berhak menerima (mustahik).

Zakat memiliki dua jenis utama: Zakat Mal (zakat harta) dan Zakat Fitrah (zakat yang dikeluarkan pada bulan Ramadan). Pembayaran zakat bertujuan untuk membersihkan harta dan mensucikan diri dari sifat kikir serta memperbaiki kondisi sosial ekonomi umat.

Jenis Zakat yang Wajib Dibayar

1. Zakat Mal (Zakat Harta)

Zakat Mal adalah zakat yang dikenakan atas harta yang dimiliki seseorang. Zakat ini wajib dikeluarkan jika seseorang memiliki harta yang sudah mencapai nisab dan dimiliki selama satu tahun (haul). Berikut adalah jenis-jenis harta yang dikenakan zakat:

Baca juga : Buntut Singgung Zakat 2,5 Persen, Pendeta Gilbert Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

• Zakat atas uang dan simpanan (tabungan, deposito, dan lainnya).
• Zakat atas emas dan perak (emas batangan, perhiasan, dan perak).
• Zakat atas hasil pertanian (seperti padi, gandum, kurma, dan buah-buahan lainnya).
• Zakat atas perdagangan (barang dagangan atau saham yang diperdagangkan).

2. Zakat Fitrah

Zakat Fitrah adalah zakat yang wajib dikeluarkan setiap Muslim pada bulan Ramadan, menjelang Hari Raya Idul Fitri. Zakat ini bertujuan untuk membersihkan diri setelah berpuasa dan membantu mereka yang membutuhkan agar bisa merayakan Idul Fitri dengan layak. Zakat fitrah biasanya dibayar dalam bentuk bahan makanan pokok seperti beras, kurma, atau bahan lokal yang berlaku.

Syarat Wajib Zakat

Agar zakat menjadi kewajiban, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, baik untuk Zakat Mal maupun Zakat Fitrah:

• Muslim: Zakat hanya diwajibkan bagi umat Islam.
• Baligh dan Berakal: Zakat wajib bagi orang yang sudah dewasa (baligh) dan berakal sehat.
• Mencapai Nisab: Harta yang dimiliki seseorang harus mencapai batas minimal (nisab) yang telah ditentukan oleh syariat.
• Cukup Haul: Untuk Zakat Mal, harta yang dimiliki harus telah dimiliki selama satu tahun Hijriyah penuh.

Nisab dan Haul dalam Zakat

• Nisab: Nisab adalah jumlah minimal harta yang dikenakan zakat. Nisab untuk harta seperti uang dan emas misalnya, dihitung berdasarkan harga emas tertentu. Untuk zakat uang, nisabnya adalah setara dengan 85 gram emas. Jika seseorang memiliki harta yang mencapai nisab dan sudah dimiliki selama satu tahun penuh (haul), maka ia wajib mengeluarkan zakat sebesar 2,5% dari total harta yang dimiliki.

  Baca juga : Baznas RI Targetkan Pengumpulan Zakat Fitrah 2024 di Seluruh Indonesia Mencapai Rp2,2 Triliun

• Haul: Haul adalah masa kepemilikan harta selama satu tahun penuh. Jika seseorang memiliki harta yang telah memenuhi nisab dan dimiliki selama satu tahun, maka ia wajib mengeluarkan zakat.

Contoh Perhitungan Zakat Mal

Jika seseorang memiliki uang tunai sebesar Rp10.000.000 dan sudah dimiliki selama satu tahun, maka zakat yang harus dibayar adalah:

• Zakat yang dikeluarkan = 2,5% x Rp10.000.000 = Rp250.000.

Cara Pembayaran Zakat

1. Zakat Mal

Zakat Mal dapat dibayarkan dengan cara langsung kepada orang yang berhak menerima zakat (mustahik), atau melalui lembaga zakat yang sah dan terpercaya. Pembayaran zakat melalui lembaga zakat akan lebih mudah dan lebih aman, karena lembaga tersebut biasanya sudah mengatur distribusi zakat kepada mustahik yang tepat.

Baca juga : Baznas Distribusikan 137 Ribu Paket Beras Zakat Fitrah hingga Pelosok Indonesia

2. Zakat Fitrah

Zakat Fitrah sebaiknya dibayar sebelum salat Idul Fitri, meskipun masih bisa dibayar setelahnya, namun akan lebih baik jika dilakukan tepat waktu. Zakat fitrah biasanya dibayar dalam bentuk bahan makanan pokok (seperti beras) atau uang yang setara dengan harga bahan makanan pokok tersebut. Zakat fitrah dapat dibayar di masjid atau melalui lembaga zakat.

Penerima Zakat (Mustahik)

Zakat hanya boleh diberikan kepada orang yang berhak menerimanya, yang disebut mustahik. Penerima zakat terdiri dari beberapa kategori:

1. Fakir: Orang yang sangat miskin dan tidak memiliki apa-apa.
2. Miskin: Orang yang kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidup.
3. Amil: Pengurus zakat yang berhak menerima bagian untuk pengelolaan zakat.
4. Mu’allaf: Orang yang baru memeluk Islam dan membutuhkan bantuan.
5. Hamba sahaya: Budak yang ingin memerdekakan dirinya.
6. Orang yang berhutang: Mereka yang memiliki utang yang tidak bisa dilunasi.
7. Fi sabilillah: Orang yang berjuang di jalan Allah, seperti untuk dakwah atau jihad.
8. Ibnu Sabil: Musafir yang kehabisan bekal dalam perjalanan.

Keutamaan Membayar Zakat

Membayar zakat membawa banyak manfaat, baik bagi yang memberikan maupun yang menerima. Beberapa manfaat zakat antara lain:

• Membantu orang miskin dan dhuafa agar dapat merayakan hari raya dengan layak.
• Membersihkan harta dan menjauhkan pemiliknya dari sifat kikir dan egois.
• Mendapatkan pahala dari Allah dan membersihkan jiwa serta meningkatkan kedekatan kepada Allah.
• Meningkatkan solidaritas sosial dan mengurangi kesenjangan antara yang kaya dan yang miskin.

Melaksanakan kewajiban zakat adalah salah satu bentuk ibadah yang penting dalam Islam.

Dengan membayar zakat, seorang Muslim tidak hanya menjalankan perintah Allah, tetapi juga berperan aktif dalam memperbaiki kesejahteraan umat.

Memahami tata cara dan ketentuan pembayaran zakat akan memastikan bahwa zakat yang dikeluarkan sah dan diterima oleh Allah.

Jangan lupa untuk selalu membayar zakat tepat waktu dan kepada yang berhak agar manfaatnya bisa dirasakan oleh mereka yang membutuhkan.

Jika Anda masih memiliki pertanyaan lebih lanjut mengenai zakat atau cara perhitungan zakat, jangan ragu untuk bertanya atau mencari informasi lebih lanjut melalui lembaga zakat yang terpercaya. (Z-10)