Headline
Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.
PENINGKATAN kapasitas sumber daya manusia bidang kelautan mutlak dilakukan karena sebagai negara maritim Indonesia belum mampu memanfaatkan sumber alam kelautan secara berkelanjutan dengan optimal. Untuk memfasilitasi misi strategis tersebut, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), kemarin, meresmikan Pusat Pelatihan Keanekaragaman Hayati Laut dan Kesehatan Ekosistem (RTRC Mar BEST Center) di Pusat Penelitian Oseanografi (P2O) LIPI Ancol, Jakarta.
Menurut Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Kebumian (IPK) LIPI, Zainal Arifin, RTRC Mar BEST Center didirikan untuk memfasilitasi peningkatan kapasitas sumber daya manusia di bidang kelautan. “Harus diakui banyak potensi laut yang belum terungkap sehingga kita belum dapat memanfaatkannya. Untuk itu, penelitian kelautan sangat penting untuk terus didukung,” kata Zainal.
Sebagai anggota International Oceanographic Commission-Western Pacific (IOC-Westpac) di bawah UNESCO, LIPI harus memenuhi mandat meningkatkan kapasitas sumber daya manusia di bidang kelautan secara global, khususnya di wilayah barat Samudra Pasifik.
Dari pendidikan itu juga diharapkan terjadi pertukaran ilmu dan peningkatan jejaring sebagai tanggung jawab Indonesia ke komunitas internasional. Indonesia dengan luas laut sekitar 93 ribu kilometer persegi, garis pantai 54.716 kilometer, dan memiliki 16.499 pulau, menyimpan potensi yang besar di bidang kelautan.
Karena itu, LIPI juga akan mengadakan pelatihan berskala internasional bertema Crustacean taxonomy training.
Kepala P2O LIPI, Dirhamsyah, mengatakan pelatihan tersebut bertujuan meningkatkan pengetahuan bidang taksonomi bagi peneliti-peneliti muda Indonesia dan negara-negara di Asia Pasifik.(*/H-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved