Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
AKTOR Korea Park Min Jae meninggal pada usia 30-an pada akhir November lalu disebabkan karena henti jantung atau sudden cardiac attack. Dilansir dari Mayo Clinic, henti jantung mendadak (SCA) merupakan hilangnya semua aktivitas jantung secara tiba-tiba akibat irama jantung yang tidak teratur. Pernapasan terhenti. Orang tersebut menjadi tidak sadarkan diri. Tanpa penanganan segera, henti jantung mendadak dapat menyebabkan kematian.
Penanganan darurat untuk henti jantung mendadak meliputi resusitasi jantung paru (CPR) dan kejutan ke jantung dengan alat yang disebut defibrilator eksternal otomatis (AED). Kelangsungan hidup dimungkinkan dengan perawatan medis yang cepat dan tepat.
Henti jantung mendadak tidak sama dengan serangan jantung. Serangan jantung terjadi ketika aliran darah ke bagian jantung tersumbat. Henti jantung mendadak bukan disebabkan oleh penyumbatan. Namun, serangan jantung dapat menyebabkan perubahan aktivitas listrik jantung yang menyebabkan henti jantung mendadak.
Namun, serangan jantung mendadak sering terjadi tanpa peringatan.
Sebelum henti jantung, impuls abnormal dan cepat tiba-tiba menggantikan impuls listrik normal yang memulai detak jantung Anda.
Irama jantung abnormal (aritmia) menyebabkan sebagian besar henti jantung mendadak. Aritmia yang paling umum dan mengancam jiwa adalah fibrilasi ventrikel (juga disebut v-fib). Ini adalah pelepasan impuls yang tidak teratur dan tidak teratur dari ventrikel jantung Anda (bilik bawah). Ketika ini terjadi, jantung Anda tidak dapat memompa darah. Ketika jantung Anda tidak berdetak, tidak ada cara untuk mengalirkan darah kaya oksigen ke seluruh tubuh Anda.
Tanpa perawatan, Anda dapat meninggal dalam hitungan menit.
Kondisi dan situasi yang dapat menyebabkan irama jantung abnormal ini adalah penyebab mendasar dari henti jantung mendadak.
Saat jantung berhenti, kekurangan darah kaya oksigen dapat dengan cepat menyebabkan kematian atau kerusakan otak permanen.
Jika Anda melihat seseorang yang tidak sadarkan diri dan tidak bernapas, hubungi 911 atau layanan darurat setempat. Kemudian, mulailah CPR. American Heart Association merekomendasikan melakukan CPR dengan kompresi dada yang keras dan cepat. Gunakan defibrilator eksternal otomatis, yang disebut AED, jika tersedia.
Lakukan CPR jika orang tersebut tidak bernapas. Tekan dada orang tersebut dengan keras dan cepat — sekitar 100 hingga 120 kali per menit. Dorongan tersebut disebut kompresi. Jika Anda telah terlatih dalam CPR, periksa jalan napas orang tersebut. Kemudian berikan napas buatan setelah setiap 30 kali kompresi.
Jika Anda belum terlatih, teruskan saja kompresi dada. Biarkan dada mengembang sepenuhnya di antara setiap tekanan. Terus lakukan ini sampai AED tersedia atau petugas darurat tiba.
Defibrilator eksternal otomatis portabel, yang disebut AED, tersedia di banyak tempat umum, termasuk bandara dan pusat perbelanjaan. Anda juga dapat membelinya untuk digunakan di rumah. AED dilengkapi dengan instruksi suara untuk penggunaannya. AED diprogram untuk memungkinkan kejutan listrik hanya jika diperlukan. (H-3)
Muhadjir Effendy mengungkapan dua orang meninggal dunia, satu dalam proses evakuasi dan 22 korban luka akibat tabrakan kereta api KA Turangga-commuter line Baraya.
Jumlah korban jiwa kecelakaan KA Turangga (KA Plb 65A) dengan KA Commuterline Bandung Raya (KA 350) yang terkonfirmasi hingga Jumat, (5/1) pukul 15.00 Wib adalah sebanyak 4 orang.
Petugas yang meninggal dunia berasal dari Garut 2 orang, Sukabumi 1 orang, Tasikmalaya 1 orang dan satu orang PPS. Kemudian dua orang KPPS di Kabupaten Bogor.
Petugas tersebut sempat mendapat perawatan setelah kelelahan usai melaksanakan tugas.
SAMPAI Jumat (23/2), sebanyak 514 petugas pengawas pemilu di Jawa Barat mengalami gangguan kesehatan saat bertugas. Dari jumlah itu, 16 di antaranya meninggal dunia.
Mantan Gubernur Jawa Barat Solihin Gautama Purwanegara meninggal dunia saat menjalani perawatan di RS Advent, Bandung.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved