Headline
Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.
Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.
SAAT memasuki bulan Desember, dua sosok pria berjanggut putih yang mengenakan pakaian merah seringkali terlihat dalam berbagai perayaan Natal.
Dilansir dari The Hague, meskipun keduanya memiliki kemiripan, Sinterklaas dan Santa Claus adalah dua tokoh yang sangat berbeda, baik dari segi sejarah, cara perayaan, hingga penampilan mereka.
Sinterklaas adalah sosok yang berasal dari tradisi Belanda dan berakar pada tokoh sejarah Santo Nikolaus, seorang uskup dari abad ke-4 yang tinggal di Myra, yang kini termasuk wilayah Turki.
Santo Nikolaus dikenal karena kebaikan hati dan kemurahannya, terutama terhadap anak-anak dan orang miskin. Dia dihormati sebagai pelindung anak-anak, dan tradisi pemberian hadiah pada 5 Desember di Belanda mengacu pada hari peringatan Santo Nikolaus.
Dalam budaya Belanda, Sinterklaas datang dari Spanyol dengan kapal, membawa hadiah untuk anak-anak yang telah berperilaku baik, sementara mereka yang nakal mendapatkan hukuman.
Santa Claus, di sisi lain, adalah karakter yang berkembang dari tradisi Sinterklaas, namun dengan sentuhan pengaruh budaya Amerika.
Pada abad ke-18, imigran Belanda membawa tradisi Sinterklaas ke Amerika, di mana karakter ini kemudian disesuaikan dengan budaya Amerika dan berkembang menjadi Santa Claus yang kita kenal sekarang.
Santa Claus pertama kali dipopulerkan oleh kartunis Thomas Nast di akhir abad ke-19 dan semakin dikenal berkat iklan Coca-Cola pada tahun 1930-an.
Santa Claus dikenal dengan sled yang ditarik oleh rusa terbang dan perjalanan malam hari pada tanggal 24 Desember.
Salah satu perbedaan paling mencolok antara Sinterklaas dan Santa Claus adalah waktu kedatangan mereka dan cara mereka memberikan hadiah.
Sinterklaas tiba di Belanda pada pertengahan November, berlayar menggunakan kapal dari Spanyol.
Anak-anak Belanda menyambut kedatangannya dengan penuh antusiasme, dan perayaan puncaknya terjadi pada malam 5 Desember, yang disebut Sinterklaasavond atau Pakjesavond.
Pada malam ini, anak-anak meletakkan sepatu mereka di dekat perapian atau pintu rumah, dan Sinterklaas bersama para pembantunya, yang dikenal sebagai Zwarte Piet, akan mengisi sepatu mereka dengan hadiah dan permen. Keesokan harinya, tanggal 6 Desember, adalah hari peringatan Santo Nikolaus.
Santa Claus, sementara itu, datang pada malam 24 Desember, malam sebelum Natal. Santa mengunjungi rumah-rumah di seluruh dunia dengan menggunakan kereta luncur yang ditarik oleh rusa terbang, seperti yang digambarkan dalam lagu The Night Before Christmas.
Pada malam ini, anak-anak menunggu dengan harapan besar, dan mereka sering meletakkan kaus kaki atau sepatu mereka di dekat perapian untuk diisi dengan hadiah oleh Santa. Hadiah baru dibuka pada pagi hari tanggal 25 Desember.
Secara visual, Sinterklaas dan Santa Claus juga menunjukkan perbedaan yang jelas. Sinterklaas mengenakan jubah merah panjang dengan kalung putih dan mitra merah, serta membawa tongkat gembala berwarna emas.
Dia juga sering digambarkan menunggangi kuda putih dan ditemani oleh para pembantunya yang disebut Zwarte Piet, yang mengenakan pakaian warna-warni dan membawa hadiah. Sinterklaas selalu tampil dengan pakaian uskup yang megah, yang mencerminkan perannya sebagai seorang tokoh religius.
Santa Claus memiliki penampilan yang lebih santai dan modern. Ia mengenakan pakaian merah dengan trim putih, ikat pinggang hitam lebar, dan sepatu boot hitam.
Penampilannya yang gemuk dengan pipi merah merona dan senyum lebar telah menjadi simbol ikonik dalam budaya Natal. Santa Claus digambarkan membawa hadiah dengan kereta luncur yang ditarik oleh rusa, dan ia tinggal di Kutub Utara bersama para peri yang membantunya membuat mainan.
Perbedaan lain yang menarik adalah tempat tinggal kedua tokoh ini. Sinterklaas tinggal di Spanyol sepanjang tahun dan hanya kembali ke Belanda pada saat perayaan Natal.
Kehidupannya di Spanyol sering kali dipandang sebagai bagian dari misteri Sinterklaas yang membuat kedatangannya begitu istimewa. Para pengikutnya, Zwarte Piet, sering digambarkan datang dari Spanyol bersama dengan Sinterklaas.
Santa Claus, di sisi lain, tinggal di Kutub Utara bersama Mrs. Claus dan para peri yang membantunya mempersiapkan hadiah untuk anak-anak di seluruh dunia.
Kutub Utara menjadi tempat yang penuh dengan imajinasi, di mana Santa bersama para pembantunya membuat mainan dan mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan untuk perjalanan panjang pada malam Natal.
Meskipun Sinterklaas dan Santa Claus memiliki banyak kesamaan, keduanya adalah tokoh yang sangat berbeda dalam hal sejarah, tradisi, penampilan, dan cara kedatangannya.
Sinterklaas tetap menjadi simbol penting dalam budaya Belanda dengan tradisinya yang unik, sementara Santa Claus telah berkembang menjadi ikon global yang dikenal luas di seluruh dunia.
Baik Sinterklaas maupun Santa Claus, keduanya menghadirkan kegembiraan dan keceriaan dalam perayaan liburan, dan mereka terus menjadi bagian tak terpisahkan dari cara kita merayakan Natal di berbagai belahan dunia. (berbagai sumber/Z-1)
Bisnis hadiah Natalnya mengalami penurunan, dan pemerintah AS memutuskan untuk mengurangi subsidinya.
"Ini menjadi pengalaman pertama saya merayakan Natal di Indonesia. Benar-benar berkesan,”
Kado hadiah yang dberikan kepada para pengunjung bukan usia dewasa tapi anak berisi makanan ringan berbagai ukuran dan voucher wisata.
Desa Santa Claus yang terletak di Rovaniemi, Finlandia, adalah tempat yang penuh keajaiban, terutama bagi mereka yang ingin merasakan semangat Natal sepanjang tahun.
Di Belanda, Sinterklaas tidak datang dengan sled yang ditarik oleh rusa, melainkan menaiki kapal yang datang langsung dari Spanyol.
SEORANG anak laki-laki kecil dengan hati yang sangat besar akan menyanyikan lagu Natal tahun ini untuk mengumpulkan dana bagi anak-anak di Palestina.
Sinterklas adalah gambaran yang sepenuhnya bersifat simbolis. Ia melambangkan semangat musim Natal, bukan sebagai makhluk mistis.
Film-film yang mengangkat kisah seputar sosok Santa Claus membawa cerita yang seru dan menarik, terutama karena Santa Claus adalah tokoh yang selalu dinantikan anak-anak
"Menjelang Natal, keberadaan Sinterklas di jalan tidak menarik perhatian dan kami memanfaatkan hal itu untuk melakukan razia."
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved