PENELITIAN terbaru menyebut sindrom patah hati atau takotsubo cardiomyopathy membuat kontraktor hati tidak normal dan dapat menyebabkan kematian. Takotsubo didorong kejadian yang membuat stres. Gejala itu terjadi pada wanita pascamenopause dengan stres emosional serta stres fisik, seperti penyakit neurologis.
Penelitian yang diterbitkan New England Journal of Medicine itu melibatkan 1.750 warga Amerika dan pasien Eropa yang terdaftar dalam International Takotsubo Registry.
Hasilnya perempuan sembilan kali lebih rentan terhadap kondisi patah hati daripada pria. Penelitian itu juga menyebut 15,3% pasien menunjukkan penyakit arteri koroner dengan angiografi.
Takotsubo umumnya diobati dengan beta blocker, ACE inhibitor, dan diuretik, tetapi belum ada rekomendasi resmi untuk pengobatan.(Fox News/Aya/X-8)