Headline
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
LEBIH baik tidak mengira buku ini benar-benar akan membahas samudra dalam arti sebenarnya. Judul besar yang terpampang di sampul luar memang terbaca Blue Ocean Strategy, tapi masih ada subjudul yang mempertegas bahwa itu memang buat tentang laut, sama sekali tidak. Justru sebaliknya, dalam subjudul tertulis Menciptakan Ruang Pasar tanpa Pesaing dan Menjadikan Persaingan tidak Relevan.
Pengarang buku Blue Ocean Strategy itu, W Chan Kim dan Renee Mauborgne, memang sengaja memakai istilah itu untuk menggambarkan suatu kondisi ketika persaingan berdarah-darah, semakin sengit, dan tak berkesudahan. Akibatnya, bisnis mengalami penyusutan margin dan biaya produksi yang tinggi semakin mendorong kenaikan harga jual. Itulah samudra merah.
Bagaimana mengatasinya? Di sinilah strategi samudra biru berperan. Pelajaran, alat, dan kerangka kerja dalam buku Blue Ocean Strategy akan membantu menghadapi tantangan ini, apa pun industri dan sektor ekonomi. Strategi ini menunjukkan bagaimana dapat keluar dari samudra merah persaingan berdarah-darah dan memasuki samudra biru ruang pasar tanpa pesaing yang dicirikan dengan permintaan baru dan pertumbuhan kuat yang menguntungkan.
"Sewaktu kami menulis Blue Ocean Strategy, kami menggunakan metafora samudra merah dan samudra biru karena samudra merah tampaknya merangkum realitas yang semakin dihadapi oleh banyak organisasi, sedangkan samudra biru merangkum kemungkinan tidak terbatas yang dapat diciptakan oleh organisasi, sebagaimana sejak awal telah dilahirkan oleh sejarah industri," terang penulis dalam pengantar buku.
Memaksimalkan peluang
Tujuan strategi samudra biru sudah jelas, yakni memungkinkan organisasi untuk menghadapi tantangan dalam menciptakan samudra biru dengan memaksimalkan peluang dan meminimalkan risiko. Buku ini terdiri dari 376 halaman yang terbagi dalam 11 bab.
Buku ini merupakan edisi pengembangan dari buku Blue Ocean Strategy yang lebih dulu muncul. Diterbitkan Noura Books, edisi pengembangan dalam bahasa Indonesia ini ingin menjawab soal yang muncul dari edisi sebelumnya. Yakni pertanyaan apa yang harus dilakukan bila samudra biru berubah merah? Bagaimana menghindari tarikan kuat perangkap samudra merah, bahkan saat mengupayakan strategi samudra biru?
Edisi ini menambahkan dua bab baru dan mengembangkan satu bab lainnya. Delapan bab awal berisi tentang penjelasan dan penjabaran tentang bagaimana menjalankan strategi samudra biru, sedangkan bab sembilan adalah bab pengembangan. Sedang dua terakhir adalah bab tambahan yang menjadi sorotan utama dalam edisi ini.
Bab sembilan berjudul Menyelaraskan Proposisi Nilai, Laba, dan Khalayak (hal 226). Bab ini menjelajahi dengan jelas masalah penyelarasan dalam konteks samudra biru. Tantangan utama yang dihadapi banyak organisasi ialah bagaimana menyelaraskan sistem aktivitas untuk menciptakan sebuah strategi samudra biru yang berkelanjutan. Itulah alasan bahwa sangat dibutuhkan metode sederhana, tapi menyeluruh untuk memastikan agar komponen utama sebuah organisasi agar bisa selaras mendukung pergeseran strategis yang diperlukan strategi samudra biru.
Bab 10 berjudul Memperbarui Samudra Biru (hal 243). Bab ini adalah bab yang memperjelas kapan dan bagaimana memperbarui samudra biru dari waktu ke waktu. Tantangannya adalah bagaimana memperbarui samudra biru dari waktu ke waktu karena semua samudra biru pada akhirnya akan ditiru dan berubah menjadi merah. Memahami proses pembaruan adalah kunci untuk memastikan agar penciptaan samudra biru bukanlah sebuah kejadian sekali waktu, tetapi dapat dilembagakan sebagai sebuah proses yang dapat terus diulangi.
Bab 11, Menghindari Perangkap Samudra Merah (hal 257). Pada bab ini ditunjukkan 10 perangkap samudra merah paling umum yang sering menjebak perusahaan saat mereka menerapkan strategi samudra biru. Perangkap-perangkap ini membuat perusahaan tetap tertambat dalam samudra merah bahkan saat berusaha berlayar ke samudra biru. Untuk mengatasi perangkap ini, penting untuk meluruskan cara pandang dan pemahaman dalam menciptakan samudra biru. Tak kalah penting adalah penerapan alat serta metodologi secara akurat agar tindakan strategis yang tepat dapat dihasilkan. Namun, sebelum tiga bab terakhir itu, ada delapan bab yang lebih baik dibaca dan dipahami secara total supaya lebih mendapati maksud dari tiga bab terakhir itu.
Strategi samudra biru melepaskan diri dari cengkeraman persaingan. Inti buku ini ialah gagasan tentang sebuah pergeseran dari persaingan ke penciptaan ruang pasar baru dan dengan demikian menjadikan persaingan tidak lagi relevan.
Jika sudah puas dengan sekadar bertahan hidup, jangan teruskan membaca. Namun, jika ingin melakukan perubahan, ingin menciptakan sebuah perusahaan yang membangun sebuah masa depan. Ketika pelanggan karyawan, pemegang saham, dan masyarakat sama-sama menang, teruslah membaca.
"Kami tidak mengatakan perjalanan ini mudah tetapi perjalanan ini layak ditempuh," tegas pengarang buku ini dalam pengantarnya.
Buku ini didasarkan pada penelitian selama lebih dari 15 tahun dengan data yang merentang mundur hingga 100 tahun dan serangkaian artikel di Harvard Business Review.
Buku ini mengembangkan dan memperluas upaya-upaya ini dengan memberikan struktur naratif yang memadukan gagasan tersebut demi menawarkan sebuah kerangka kerja yang terpadu. Kerangka kerja membahas tidak hanya aspek analitis di balik penciptaan strategi samudra biru, tetapi juga membahas aspek yang tidak kalah penting, yakni aspek manusia dalam membawa organisasi dan para anggotanya pada perjalanan ini beserta kesediaan mereka untuk menerapkan gagasan-gagasan. Buku ini memberikan penekanan pada upaya memahami cara membangun kepercayaan dan komitmen serta upaya memahami pentingnya pengakuan intelektual dan emosional sebagai inti dari strategi. (M-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved