Headline
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
LAHAN kosong yang biasanya diperuntukkan tempat parkir mendadak dipenuhi kilauan cahaya lampu yang berwarna-warni. Ratusan bahkan ribuan orang pun sibuk berlalu lalang untuk mencari camilan atau sekadar melihat-lihat.
Beberapa waktu lalu, event Urban Street Festival diadakan di lahan yang menghubungkan antara Mal Kelapa Gading dan La Piazza. Sekitar 100 tenant yang terdiri atas tenant makanan, minuman, pakaian, dan aksesori berkumpul di satu tempat untuk menarik pengunjung yang lalu lalang.
Pembuat acara itu, sekaligus Event Organizer (EO) Julius Caesar, mengatakan membuat sebuah acara di sebuah mal ternama atau yang sudah ramai memang sangat menjanjikan, baik dari sisi branding maupun penjualan. Terlebih, acara tersebut diadakan saat akhir pekan atau hari libur nasional. "Mengenai pendapatan memang cukup menjanjikan. Apalagi selama EO bisa mendatangkan pengunjung tersendiri yang ditambah dengan pengunjung mal itu," tutur Julius kepada Media Indonesia, Rabu (5/10).
Julius pun mengatakan dirinya kerap memilih mal sebagai wadah untuk membuka sebuah acara karena mal sudah pasti ramai. Hal itulah yang memudahkan dirinya untuk mengundang tenant untuk bergabung dan memperjualbelikan barang dagangan mereka.
"Nah ada juga faktor lain apabila mal itu baru buka. Mereka biasanya justru menggunakan EO dan mengadakan bazar atau festival sebagai daya tarik pengunjung. Contoh yang sedang populer saat ini seperti mengadakan bazar dan festival yang menghadirkan aneka jajanan makanan yang unik," tambahnya.
Sementara itu, kerja sama antara pihak mal dan EO memang semakin intens. Biasanya, pihak mal dan EO akan saling berkomunikasi untuk menanyakan event apa yang cocok diadakan pada bulan tertentu. Terlebih saat ini semakin banyak kaum urban yang banyak menghabiskan waktu di mal. "Biasanya yang sudah pasti itu saat ada tema-tema tertentu. Semisal Oktober berkaitan dengan Halloween, Desember itu temanya Natal, bulan Imlek, Idul Fitri dan lainnya. Namun, kita sebagai EO juga bisa menuangkan ide kreatif lain, seperti membuat tema Middle East, Antarktika atau apa pun yang sedang hit," jelas Julius.
Tes pasar
Jika event-event yang diadakan di pusat perbelanjaan dikunjungi, akan ditemukan tenant-tenant dengan merek baru atau bahkan merek lama. Seperti tidak ragu, para tenant memang sengaja mencari tahu setiap event untuk diikuti.
Salah satunya ialah tenant milk transfusion yang saat ini sedang mengikuti event di Pasar Mall of Indonesia (MOI).
Menurut Ignasius, pemilik milk transfusion mengakui dirinya memang sengaja mengikuti event-event di mal untuk mengetahui pangsa pasar. "Kalau langsung buka toko memang butuh modal besar. Namun, sebelum itu, saya selalu ikut acara-acara bazar atau event di mal-mal karena ingin tes pasar," tutur Ignasius.
Ignasius yang sudah mengikuti berbagai macam event di mal mengakui tidak semua event yang diikuti pasti menguntungkan. Sering juga dirinya mengalami kerugian jika ternyata event tersebut sepi atau persiapan dari EO kurang maksimal.
"Biasa tergantung dari promosi dan dekorasi dari pihak EO-nya. Kalau memang promosinya sudah baik dan dekorasinya lumayan heboh, pasti ramai. Namun, tentu itu semua bergantung pada pengunjung malnya. Kalau sudah dari dasar ramai, pasti ramai," tuturnya. Selain Ignasius, Susan Kurniawan yang kerap menjual tas perempuan sering mengikuti bazar dan event di mal-mal. Menurut Susan, dirinya memang sudah memiliki toko daring dan hanya menjadikan acara bazar yang diikutinya untuk menambah omzet. "Awalnya saya memang dari online shop. Kalau ikut bazar seperti ini memang hanya untuk isi waktu dan adu peruntungan," tutur Susan.
Ia mengakui kerap mengikuti bazar di Mal Kelapa Gading dan Hype di PIK. Menurutnya, dua tempat itu sudah terjamin sehingga dirinya lebih yakin bisa menjual atau sekadar memperkenalkan produknya kepada pengunjung. "Kalau di Mal Kelapa Gading sama di PIK itu saya sudah beberapa kali ikut karena memang sudah pasti ramai. Meski sewa tenant-nya agak mahal, itu tidak masalah karena pangsa pasarnya memang juga menjanjikan," jelasnya. (M-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved