Budaya Meneliti Perlu Ditumbuhkan

PEMBUDAYAAN kegiatan penelitian di pendidikan dasar dan menengah membutuhkan sistem dan lingkungan pendidikan yang mendukung. Peran sekolah dan orangtua sangat menentukan pembudayaan penelitian nantinya.

Hal itu dikemukakan Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Kemendikbud Harris Iskandar saat membuka ajang Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) 2016 di Jakarta, kemarin. “Kita butuh ekosistem pendidikan di saat orangtua dan sekolah bersama-sama mendukung siswa untuk meningkatkan kemampuan penelitian. Semoga dalam waktu sekitar 20 tahun mendatang kita bisa melahirkan ilmuwan baru,” ujarnya.

Untuk itu, Kemendikbud terus berupaya menciptakan lingku­ngan pendidikan yang kompetitif di bidang penelitian siswa, baik secara nasional maupun internasional. Salah satunya ialah ajang OPSI, yang sudah berlangsung delapan tahun, yang sebelumnya bernama Lomba Karya Ilmiah Remaja (LKIR).

Sementara itu, Direktur Pembinaan SMA Purwadi Sutanto menegaskan kembali bahwa penyelenggaraan OPSI dimaksudkan untuk memfasilitasi bakat peserta didik. “OPSI ini merupakan wahana untuk menumbuhkan bakat dan minat peserta didik SMA dan MA di seluruh Indonesia di bidang penelitian ilmiah,” ujarnya.

Pada OPSI tahun ini, jumlah peserta cukup membanggakan. Pendaftaran secara daring berhasil menjaring 3.000 naskah penelitian siswa. Menurut Kasubdit Peserta Didik Direktorat Pembinaan SMA Suharlan, dari naskah yang masuk, terpilih 101 finalis.

Presentasi finalis di depan dewan juri diadakan pada 2 sampai 7 Oktober untuk dipilih pemenangnya. “Juara OPSI kita arahkan ke penelitian internasional,” ujarnya. (Bay/H-2)