Headline

Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Riset Klinis Tanaman Obat Minim

MI
06/10/2016 07:21
Riset Klinis Tanaman Obat Minim
(Antara)

PEMANFAATAN bahan baku alam sebagai obat di Indonesia masih sangat minim. Padahal, Indonesia merupakan negara pemilik biodiversitas terbanyak kedua di dunia. Rendahnya dukungan untuk melakukan riset secara klinis tanaman obat menjadi salah satu penyebabnya.

Indonesia memiliki lebih dari 30 ribu jenis tanaman obat. Namun, hingga saat ini baru sekitar 2.000 jenis yang telah termanfaatkan sebagai bahan baku obat-obatan her­bal. Hingga 2016, baru terdapat 36 jenis obat herbal terstandar dan 8 jenis fitofarmaka (obat herbal yang teruji klinis) yang beredar di pasaran.

“Ini sangat disayangkan karena potensi sangat besar. Setiap tahun banyak perusahaan farmasi asing yang berusaha untuk dapat menemukan obat dari bahan baku alam yang ada di Indonesia. Sementara itu, di Indonesia potensi itu masih belum termanfaatkan dengan baik,” ujar Ketua Tim Peneliti Dexa Laboratories of Biomolecular Sciences, Raymond R Tjandrawinata, seusai menerima Habibie Award 2016 dalam bidang ilmu kedokteran dan bioteknologi, di Jakarta, kemarin.

Ahli biokimia dan farmakologi melekuler itu mengatakan rendahnya dukungan terhadap peneliti untuk mengembangkan potensi alam itu menjadi kendala utama. Risiko kegagalan penelitian obat yang tinggi menjadi penyebab utama sulitnya peneliti mendapatkan dukungan baik dari pemerintah maupun perusahaan swasta. “Bila terus seperti itu, Indonesia hanya akan menjadi pasar dari industri bahan baku obat luar negeri.”

Hingga saat ini lebih dari 90% bahan baku obat-obatan kimia di Indonesia diimpor. Kemenperin pada 2012 mencatat nilai impor bahan baku obat mencapai Rp11,4 triliun. Angka itu mencapai 95% dari total nilai bisnis bahan baku obat di Indonesia.

Dirjen Sumber Daya Iptek dan Dikti Kemenristek Dikti Ali Ghufron Mukti, mengatakan dukungan terhadap penelitian terus dilakukan. Salah satunya dengan peningkatan dana hibah penelitian. “Namun, hal tersebut masih sering terkendala hal-hal teknis dan administrasi yang kerap dianggap menyulitkan peneliti. Kami berusaha agar hambatan itu dapat segera hilang.”

Habibie Award 2016 juga diberikan kepada tiga tokoh lain. Mereka ialah matematikawan Hendra Gunawan (bidang analisis fourier modern), Tommy Firman (bidang ilmu rekayasa), dan Sapardi Djoko Damono (bidang ilmu kebudayaan). (Pro/H-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya