Headline

Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Gaya Hidup Sehat Digencarkan

Puput Mutiara
06/10/2016 07:11
Gaya Hidup Sehat Digencarkan
(Antara/Wahyu Putro A)

DATA Badan Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan, di Indonesia beban penyakit tidak menular seperti diabetes, jantung, stroke, dan gagal ginjal pada 2015 mencapai 57%, disusul penyakit menular 30%, dan cedera 13%. Banyaknya kejadian penyakit tidak menular itu terjadi karena kurangnya kepedulian mas­yarakat menjaga kesehatan.

“Kalau kita lihat datanya, 70% masyarakat Indonesia itu sehat, tapi ternyata sisanya yang 30% menjadi persoalan karena beban biaya penyakit banyaknya dari situ,” ujar Direktur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Dedi Kuswenda, dalam forum sosialisasi Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) di Jakarta, kemarin.

Sehingga, kata Dedi, hal paling utama yang harus dilakukan ialah memberi pemahaman kepada masyarakat akan pentingnya pola hidup sehat, seperti meningkatkan aktivitas fisik secara teratur dan terukur, konsumsi gizi seimbang, tidak merokok, menghindari konsumsi alkohol, menjalankan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), serta mengelola stres.

Kemenkes, lanjutnya, melalui kerja sama lintas sektoral terus menggencarkan upaya promosi dan pencegahan penyakit. Salah satunya, lewat Germas dengan mengacu pada UU No 36/2009 tentang Kesehatan.

Disebutkan dalam Pasal 3 UU Kesehatan, gerakan partisipasi masyarakat langsung dibutuhkan untuk meningkatkan kesadaran hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya sebagai investasi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis.

“Pemerintah sendiri sudah melakukan advokasi dan sosialisasi pada masyarakat. Targetnya, prevalensi penyakit bisa turun sampai 50% sehingga berdampak pada penurunan beban biaya penyakit,” tutur Dedi.

Guna mendorong kesuksesan Germas, pemerintah menggandeng Kongres Wanita Indonesia (Kowani) sebagai federasi organisasi massa perempuan. Harapannya, ke depan perempuan Indonesia memiliki kepedulian terhadap kesehatan diri dan keluarga.
“Kami bekerja sama dengan Kemenkes sudah sejak enam tahun lalu dengan program PHBS. Sosialisasi ini terus kita galakkan, bagaimana mengajak masyarakat hidup sehat,” timpal Ketua Umum Kowani Giwo Rubianto Wiyogo.

Tiga indikator
Giwo menjelaskan, untuk 2016-2017, implementasi Germas akan difokuskan pada tiga indikator, yaitu aktivitas fisik, konsumsi sayur dan buah, serta memeriksa kesehatan secara berkala. Kampanye terkait dengan hal itu akan dilakukan secara masif dan berkesinam­bungan.

“Kita sudah lakukan di DKI Jakarta dan Medan, menyusul daerah lain, melibatkan seluruh kader.”

Hasil Riset Kesehatan Dasar Kemenkes 2013 menyebutkan, 2-3 dari 10 orang Indonesia kurang melakukan aktivitas fisik. Akibatnya, Indonesia menduduki peringkat ke-10 dalam urutan negara terbanyak penderita obesitas. Parahnya lagi, 93,5% penduduk kurang konsumsi sayur dan buah.

“Kesadaran seharusnya dimulai dari lingkungan keluarga. Perempuan punya peran penting di sini. Apalagi, seorang ibu harus mulai membiasakan anak konsumsi sayur dan buah sejak kecil,” pungkasnya. (H-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya