1,8 Juta Orang Lanjut Usia Telantar

PEMERINTAH pusat mengakui pihaknya belum dapat menjangkau semua orang lanjut usia (lansia) yang ada di Indonesia sehingga terdapat sekitar 1,8 juta orang lansia telantar di negara ini dan 1,6 juta berpotensi telantar.

Hal itu dikemukakan Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa seusai menghadiri acara pemberian penghargaan kepada pegiat kesejahteraan sosial orang lanjut usia di Jakarta, kemarin. Acara itu sekaligus dalam rangka memperingati Hari Lansia Internasional setiap 1 Oktober.

Khofifah menjelaskan saat ini pemerintah pusat baru dapat memberikan bantuan kepada 30 ribu orang lansia. Pemerintah dituntut untuk dapat menyiapkan format pelayanan dan pemenuhan kesejahteraan penduduk lansia.

Awal November mendatang diupayakan ada penambahan bantuan asistensi melalui Program Keluarga Harapan (PKH) untuk orang lansia yang berusia di atas 70 tahun yang masuk kategori nonproduktif. Jumlah bantuan asistensi yang diberikan akan ditambah sebanyak 125 ribu. "Dengan demikian, kita akan bisa menyapa 155 ribu orang lansia kurang mampu," tutur Khofifah.

Mensos menjelaskan bantuan asistensi akan diberikan sebesar Rp200 ribu setiap bulan kepada 155 ribu orang lansia kurang mampu. Dalam satu tahun, bantuan itu dapat disalurkan tiga kali.

Ia menambahkan Indonesia akan menghadapi bonus demografi pada 2030.

Jumlah orang lansia di Indonesia diperkirakan meningkat dari 18 juta pada 2010 menjadi 48 juta pada 2030 dan 80 juta orang lansia pada 2050 sehingga perlu persiapan yang matang. "Realitas tersebut bisa menjadi bonus demografi, tetapi bisa pula menjadi bencana jika mereka tidak diberdayakan.(Ind/H-5)