Headline
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.
SAAT ini kesadaran masyarakat akan pelestarian seni dan budaya sudah semakin tinggi. Bahkan, kini semakin banyak anak muda yang menyelipkan berbagai sentuhan tradisional dalam busana keseharian mereka, termasuk batik. Meskipun belum menyeluruh, telah tampak rasa optimistis yang tinggi akan kemajuan perkembangan dan pelestarian batik di berbagai penjuru tanah air.
"Saya ingin pada akhirnya nanti semua orang di Indonesia bisa mengatakan dan bersikap yang menyatakan banngga memakai batik," ungkap desainer batik, Amanda Hartanto, selepas acara peragaan busana Oemah Etnik dan Amanda Hartanto Batik, di Galeri Indonesia Kaya, Jakarta, Minggu (2/10). Kegiatan ini dalam rangka Hari Batik Nasional yang jatuh 2 Oktober.
Saat ini, salah satu masalah yang dianggapnya masih terjadi di masyarakat ialah kesadaran untuk memilih batik asli atau yang dibuat melalui proses cap atau tulis. Penerimaan masyarakat terhadap batik, kata Amanda, saat ini belum sepenuhnya diimbangi dengan pengetahuan akan filosofi dan makna batik yang utuh. Banyak kalangan hanya sekadar menggunakan pakaian dengan motif batik yang berasal dari cetakan pabrik teksil.
"Umumnya orang-orang yang belum mulai mau untuk memilih batik cap atau tulis sebagai andalan karena mereka belum mengetahui secara utuh apa itu batik. Apa filosofi dari setiap lembar kain batik. Harus dipahami, batik itu bukan sekadar motif, tetapi sebuah teknik yang menggabungkan berbagai nilai hidup seperti profesionalisme, kesabaran, serta nilai keindahan budaya," tuturnya.
Harga batik cap dan tulis yang relatif lebih tinggi umumnya menjadi penyebab utama keenggana seseorang dalam membeli batik asli. Namun, terlepas dari hal tersebut, kemajuan dalam tren penggunaan batik di Nusantara tetap merupakan hal positif yang harus diapresiasi dan dijaga.
"Saya dalam berkarya juga selalu sekaligus mengedukasi pelanggan dan orang-orang yang saya temui tentang filosofi batik tersebut. Batik itu adalah kain bermotif yang dibuat menggunakan teknik tulis dan cap, tingkat kesulitan yang membuatnya menjadi terkesan mahal," ujar Amanda.
Senada dengan Amanda, perancang batik dari merek Oemah Etnik, Rizki Triana mengatakan, tren batik semakin membaik seiring waktu. Saat ini, tidak hanya pengrajin lokal di daerah, tetapi juga mulai banyak merek pakaian modern yang menyellipkan batik ke dalam pilihan karyanya.
"Kita bisa lihat tidak hanya merek lokal, tetapi juga mulai banyak merek internasional yang juga menggunakan batik. Tidak hanya berhenti di pakaian tetapi juga digunakan pada berbagai jenis pendukung fesyen seperti sepatu," ungkap Rizki, di kesempatan yang sama.
Dikatakannya, sebagai perancang batik berbagai tantangan kerap dihadapi. Termasuk dukungan dari berbagai pihak yang kadang tidak hadir atas piihannya menekuni batik.
"Memang untuk memulai dan menjalani ini tidak selalu lancar dan ada dukungan. Tapi bisa dilihat sekarang, dengan terus berkarya pada akhirnya orang-orang bisa menerima dan ikut senang karena mereka juga jadi memiliki banyak pilihan dalam busana batik yang selama ini tidak ada," ungkap Rizki. OL-2
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved