Headline

Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.

Fokus

Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.

Melonjaknya Jumlah Lansia Perlu Diantisipasi

Puput Mutiara
29/9/2016 16:45
Melonjaknya Jumlah Lansia Perlu Diantisipasi
(ANTARA/Yudhi Mahatma)

DATA populasi dunia memperkirakan antara 2015 hingga 2030 angka pertumbuhan penduduk berumur 60 tahun ke atas atau lanjut usia (lansia) sebesar 56% dari 901 juta menjadi 1,4 miliar. Di Indonesia, jumlah penduduk lansia juga diprediksi terus meningkat.

Pada 2010 jumlah lansia baru 18 juta jiwa (7,6%) dari total penduduk 238,5 juta orang, tahun 2016 jumlahnya naik menjadi 22,6 juta jiwa dari 255,5 juta penduduk. Hingga tahun 2035, jumlahnya bisa mencapai sekitar 48,2 juta jiwa dari total 305,7 juta penduduk.

Kepala Badan Koordinasi Kependudukan Nasional (BKKBN) Surya Chandra Surapaty mengatakan bahwa Indonesia merupakan negara dengan laju pertumbuhan penduduk lansia tercepat di dunia. Hal itu seiring dengan angka harapan hidup penduduk Indonesia yang juga semakin meningkat.

"Ini jadi tantangan bagi kita, bagaimana mempersiapkan kelompok pra lansia agar siap menghadapi masa tua," ujarnya saat membuka acara Lansia Expo di Jakarta, Kamis (29/9).

Apalagi, ungkap Surya, isu bonus demografi sudah di depan mata. Ledakan jumlah penduduk usia produktif antara 15 sampai 64 tahun secara tidak langsung akan meningkatkan persentase lansia yang apabila gagal diantisipasi dapat berdampak pada sektor pembangunan.

Semisal pembangunan di bidang kesehatan. Lansia dengan penyakit berbahaya seperti kanker, jantung, dan diabetes berpotensi menghabiskan biaya pengobatan tinggi sehingga berimplikasi terhadap masalah beban ekonomi yang mesti ditanggung oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.

"BKKBN melalui program Bina Ketahanan Keluarga Lansia yang dikelola oleh Direktorat Bina Ketahanan Keluarga Lansia dan Rentan telah berupaya meningkatkan kualitas penduduk lansia. Antara lain lewat program Pembinaan Ketahanan Keluarga Lanjut Usia dan Rentan," tuturnya.

Sekjen Komnas HAM Untung Tri Basuki, lansia acapkali digambarkan sebagai kaum yang lemah. Padahal, kendati bukan lagi tergolong usia produktif dan sangat rentan namun bukan berarti hak azasi mereka dilanggar serta diabaikan.

"Selagi pendekatannya dilandasi rasa belas kasihan, pemberdayaan lansia tidak akan berjalan. Selamanya keberadaan lansia hanya akan menjadi beban," tukas dia. (OL-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya