Headline
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
PRODUK inovatif karya mahasiswa Universitas Indonesia (UI) meraih penghargaan di tingkat dunia. Dua mahasiswi Tenik Mesin 2013 Fakultas Teknik UI (FTUI), Nabila Astari dan Stephanie Rawi, berhasil menciptakan Droplock Turnstile Gate.
Alat tersebut mengonversikan energi yang terbuang dari putaran pintu tiga kaki di Halte Trans-Jakarta menjadi energi listrik yang sanggup memenuhi kebutuhan listrik di halte. Berkat gagasan mereka, Nabila dan Stephanie yang tergabung dalam tim Scarf UI berhasil meraih predikat peringkat 2 dunia pada ajang Go Green City Schneider Electric 2016 mewakili Indonesia di Paris. Prancis, pekan lalu.
Gagasan awal temuan itu berangkat dari aktivitas penumpang Trans-Jakarta saat mengetap kartu akses masuk halte Trans-Jakarta. Saat melewati pintu tiga kaki, terdapat gerakan berputar yang menghasilkan energi. Energi yang terbuang itu dimanfaatkan dua mahasiswi UI tersebut untuk dikonversikan jadi energi listrik.
Nabila mengatakan mereka menciptakan sebuah kotak berukuran sedang yang di dalamnya terdapat sistem mekanikal untuk mengoptimalkan pendapatan listrik. Sistem mekanikal itu dirangkai dan diletakkan dalam pintu putar tiga kaki sehingga mampu menghasilkan energi ke generator dan mengonversikannya menjadi listrik.
"Kami sudah mengalkulasi. Jika diimplementasikan, alat ini mampu menghasilkan listrik hingga 15 kWh per hari," ujarnya melalui rilis yang diterima Media Indonesia, kemarin.
Dengan demikian, energi listrik itu akan mampu menghidupi perangkat card reader yang dipakai untuk membaca kartu akses masuk penumpang, sedangkan sisa energi listrik yang dihasilkan dapat juga dimanfaatkan untuk charging spot, televisi, lampu, dan listrik satu halte.
Tim Scraft UI mengungguli tim Holoenergy (Brasil), sedangkan tim Anemoi (Jerman) jadi juara. Sebelum berangkat ke tingkat dunia, Nabila dan Stephanie unggul di tingkat nasional dan Asia dengan mengalahkan sembilan tim asal Korea, Jepang, Taiwan, Thailand, Vietnam, Filipina, Singapura, Malaysia, dan Myanmar.
Menurut Nabila, kunci kemenangan tim Scraft UI ada pada orisinalitas ide, memenuhi unsur energi ramah lingkungan, serta kesiapan alat untuk diimplementasikan ke pintu putar tiga kaki di halte-halte Trans-Jakarta.
Lebih lanjut, timnya telah mengajukan kerja sama dan pihak Trans-Jakarta menyambut baik gagasan mereka. Alat itu tidak hanya bisa dipakai halte Trans-Jakarta, tapi juga di area layanan publik lainnya yang menggunakan pintu putar tiga kaki seperti stasiun dan tempat wisata. (Mut/H-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved