Headline
Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.
SEBANYAK 80% kematian dini di dunia rata-rata disebabkan penyakit kardiovaskular (penyakit jantung dan stroke). Data World Heart Federation atau Yayasan Kesehatan Jantung Dunia menyebutkan penyakit kardiovaskular memakan 17,3 juta korban setiap tahunnya.
Di Indonesia, berdasarkan Riset Kesehatan Dasar Kementerian Kesehatan pada 2013, penyakit jantung koroner mencapai angka 12,1% dari populasi. Bahkan tren penyakit itu semakin banyak diderita oleh kelompok usia muda, yakni 39% berusia kurang dari 44 tahun. Sebanyak 22% dari penderita jantung usia muda itu ada di kisaran 15–35 tahun.
“Tren penyakit tidak menular (noncommunicable disease) itu semakin meningkat dari tahun ke tahun. Selain penyakit jantung, diabetes dan hipertensi juga trennya meningkat,” kata Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit tidak Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Lily S Sulistiowati pada peringatan Hari Jantung Dunia, di Senayan, Jakarta, kemarin.
Pada acara yang diselenggarakan Yayasan Jantung Indonesia (YJI) bekerja sama dengan Omron Healthcare Indonesia itu, Lily mengatakan upaya mengubah gaya hidup sehat harus terus ditingkatkan.
“Sosialisasi kepada masyarakat luas itu harus dilakukan terus-menerus agar mereka tahu bagaimana hidup sehat, dampak dari hidup sehat, kemudian mereka harus mau mengubah pola hidup sehat,” tambahnya.
Sebenarnya, lanjut Lily, masyarakat telah mengetahui dampak dari gaya hidup tidak sehat, tetapi dalam menerapkannya sebagian dari mereka merasa sebagai beban. Selain itu, tambahnya, kebanyakan orang beranggapan penyakit jantung dan pembuluh darah (PJPD) hanya terjadi pada laki-laki atau mereka yang berusia lanjut. Padahal, faktanya PJPD pun berisiko terhadap perempuan yang memasuki masa menopause. Sebabnya, berkurangnya hormon estrogen membuat perempuan menopause rentan penyakit jantung.
Go Red for Woman 2016 menyebutkan bahwa satu dari tiga perempuan meninggal setiap tahunnya akibat PJPD. Kematian akibat PJPD pun turut mengalami kenaikan pada usia muda, yakni di bawah usia 35 tahun.
CERDIK dan SEHAT
Sebanyak 1,3 juta atau 0,8% peserta jaminan kesehatan nasional (JKN), tambah Lily, mendapat pelayanan untuk penyakit katastropik dan menghabiskan Rp13,6 triliun (23,9%) dari biaya pelayanan kesehatan pada 2015. Dari delapan jenis penyakit katastropik itu, jantung menjadi penyerap biaya terbesar, yakni 11,59%.
Menurut Lily, kunci utama agar tetap sehat ialah dengan melakukan CERDIK (cek kesehatan secara berkala, enyahkan asap rokok, rajin olahraga, diet seimbang, istirahat cukup, dan kelola stres). Di acara yang sama, Ketua Umum YJI Syahlina Zuhal juga mengampanyekan melalui pancahidup SEHAT. Ia berharap kesadaran masyarakat terhadap gaya hidup sehat dapat meningkat.
“SEHAT singkatan dari seimbang gizi, enyahkan rokok, hadapi dan atasi stres, awasi tekanan darah, dan teratur berolahraga. Sehat itu porsinya 25% nasi dan 25% sayur, lalu kurangi gula, garam dan lemak,” tegasnya.
Pada peringatan Hari Jantung Dunia tahun ini, diadakan pula pemeriksaan tekanan darah dan kesehatan gula darah gratis secara serentak di 15 kota besar di Indonesia. Sebanyak 6.100 ikut memeriksakan tekanan darah mereka sehingga memecahkan rekor Muri untuk pemeriksaan kesehatan gratis dengan jumlah peserta terbanyak di Indonesia. (X-7)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved