Headline
Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.
Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.
SALAH satu ciri kota maju adalah tersedianya moda angkutan umum yang mampu memenuhi berbagai kebutuhan masyarakatnya dalam satu tarikan. Keandalan, kenyamanan, dan ekonomis merupakan hal yang tidak bisa dipisah-pisahkan apabila berbicara tentang moda angkutan umum yang mampu mendukung mobilitas warga.
Jakarta sebagai kota metropolitan termasuk yang masih tertinggal dalam hal pengadaan moda angkutan umum yang andal, nyaman, dan ekonomis. Saat ini baru bus Trans-Jakarta dan kereta commuter line yang ada, guna melayani kebutuhan perjalanan warga Jakarta dan sekitarnya yang mencapai 20,7 juta perjalanan setiap harinya. Jumlah perjalanan yang dilayani dua moda itu pun masih di bawah 10%. Sebanyak 58% masih menggunakan moda transportasi pribadi dan sisanya transportasi umum biasa.
Salah satu moda yang sedang dimajukan untuk meningkatkan jumlah masyarakat yang menggunakan angkutan umum ialah mass rapid transit (MRT) atau angkutan cepat terpadu. Selain untuk mengurangi kemacetan, kehadiran MRT juga akan menciptakan peradaban baru bertransportasi di Jakarta.
Direktur Utama PT MRT Jakarta Dono Boestami dalam perbincangannya dengan Media Indonesia di Jakarta, kemarin, mengatakan peradaban baru yang dimaksud ialah membiasakan masyarakat untuk berjalan kaki, bersih, dan tertib.
“Kami belum bisa dibilang sukses ketika MRT beroperasi nanti kalau belum bisa memaksa penumpang mau berjalan maksimal 350 meter untuk sampai ke titik stasiun. Untuk itu, kawasan sekitar koridor MRT dan stasiun akan kita kembangkan dengan membuat trotoar yang nyaman,” ujarnya.
Menurutnya, saat ini masyarakat sudah mulai terbiasa berjalan dari dan menuju stasiun seperti yang terlihat di Stasiun Sudirman.
Kajian pembangunan MRT Jakarta sebenarnya sudah berlangsung lebih dari 30 tahun, tetapi baru mulai dibangun pada Oktober 2013. “Jakarta merupakan satu-satunya kota metropolitan yang belum memiliki transportasi publik MRT. Singapura, Kuala Lumpur, Bangkok, Hong Kong, dan Manila sudah ada.” Konstruksi MRT ditargetkan selesai pada 2018 dan Presiden Joko Widodo menyatakan mulai beroperasi di awal 2019.
Tingkatkan layanan
Pelayanan merupakan nilai utama bagi Direktur Utama PT Transportasi Jakarta Budi Kaliwono. Komitmen itu direalisasikan dengan meningkatnya jumlah penumpang angkutan umum badan usaha milik daerah (BUMD) yang bergerak di bidang transportasi tersebut.
Pada Agustus 2016, pelanggan bus Trans-Jakarta mencapai 11,5 juta, naik signifikan jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sekitar 8,6 juta penumpang.
Budi mengatakan Transportasi Jakarta mengangkut 374 ribu penumpang setiap harinya pada Agustus 2016, meningkat 20,85% jika dibandingkan dengan Juli lalu yang sekitar 296 ribu pelanggan. Angka itu masih akan meningkat karena Transportasi Jakarta menargetkan 500 ribu hingga 600 ribu penumpang per hari yang diangkut pada tahun ini. “Target 1 juta penumpang bisa terealisasi di akhir 2017,” ungkap Budi di kantornya, Jakarta, Kamis (15/9).
Budi yang baru menjabat Dirut Transportasi Jakarta pada Januari lalu juga optimistis memindahkan pengguna kendaraan pribadi ke angkutan umum karena performa BUMN yang bergerak di bidang transportasi tersebut.
Ia mengungkapkan bus Trans-Jakarta sudah bisa mengangkut penumpang dari Pulo Gadung ke Sudirman dengan waktu tempuh 35 menit. “Performance 100%,” terangnya. (Mus/Bow/B-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved