Konferensi Pelestarian Budaya Digelar di Bali

INDONESIA akan menjadi tuan rumah International Conference of National Trusts (ICNT) Ke-17, sebuah konferensi organisasi pelestarian dari seluruh dunia yang tergabung dalam The International National Trusts Organisation (INTO) pada 11-15 September 2017. Dalam konferensi yang akan digelar di Gianyar, Bali, itu para peserta akan berbagi dukungan dan saling memperkuat peran dalam pelesta-rian kearifan lokal.

“Terbuka kesempatan tradisi dan kearifan lokal kita, sebagai bagian dari pusaka budaya Indonesia, dapat menjadi bagian dari solusi dunia untuk kelestarian lingkungan yang berkelanjutan,” ucap Ketua Dewan Pembina Badan Pelestarian Pusaka Indonesia (BPPI) Hasyim Djojohadikusumo dalam acara peluncuran ICNT 2017 di Jakarta, kemarin.

Indonesia, lanjut Hasyim, merupakan negara dengan warisan budaya yang melimpah. Diperlukan upaya perlindungan yang masif untuk menjaganya
Saat ini, berdasarkan data Union of Concerned Scientist (UCS), perubahan iklim yang terjadi secara global mengancam kelestarian warisan budaya dunia. Sebanyak 31 situs warisan dunia di 29 negara dilaporkan mulai mengalami dampak perubahan iklim.

Situs alam dan budaya tersebut rentan terhadap gejala-gejala perubahan iklim, di antaranya peningkatan suhu, mencairnya es di kutub yang menyebabkan kenaikan air laut, kekeringan, serta kebakaran.

“Dukungan yang kuat dari dunia pelestarian internasional diberikan kepada Indonesia untuk memperkenalkan bagaimana pendekatan budaya dikembangkan guna menjawab berbagai isu lingkungan yang menjadi permasalahan bersama saat ini,” tambah Vice President INTO Emily Drani.

ICNT 2017, lanjut Emily, akan mengangkat tema Pusaka budaya adalah kunci ­kelestarian lingkungan berkelanjutan. (Ric/H-3)