Saatnya Anak Punya Panggung

BANYAK cara bisa dilakukan untuk mengembangkan bakat. Salah satunya ialah lewat panggung kompetisi bidang seni dan budaya. Itulah yang dilakukan PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (Alfamart) yang kembali melakukan ajang pencarian bakat bertajuk Albi Rising Stars (ARS). Acara tersebut pernah menuai kesuksesan pada 2014.

Ryan Alfons Kaloh, Marketing Director Alfamart, menjelaskan kemunculan ARS berawal dari kondisi anak-anak di era sekarang yang berbeda dengan era 1990-an.

Menurutnya, anak-anak zaman sekarang lebih sering mem­bawakan lagu-lagu orang dewasa daripada lagu anak. “Liriknya tidak sesuai dengan usia anak. Makanya perlu regenerasi penyanyi cilik. Jangan sampai anak-anak kehilangan idola yang sesuai umur mereka. Jangan sampai tidak ada lagi wadah bagi anak-anak untuk menyalurkan bakat seni mereka,” ujar Ryan saat ditemui di sela-sela acara ARS yang diselenggarakan di Gedung Anex RCTI lantai 4 Kebon Jeruk, Jakarta Barat, kemarin.

Ryan berharap ARS bisa menemukan penyanyi cilik berbakat yang nantinya akan menjadi penerus penyanyi cilik era 1990-an. “Serta memupuk kepercayaan diri pada anak sejak dini,” tambahnya.

Mantan penyanyi cilik Joshua Suherman yang ikut memeriahkan ajang ARS mengamini pernyataan Ryan. Menurutnya, panggung untuk mengasah kreativitas perlu disediakan buat anak-anak.

“Panggung itu penting sekali untuk anak dalam meningkatkan kepercayaan diri. Saya sudah merasakannya. Saat ini anak-anak mulai kehilangan panggung. Dengan adanya kompetisi seperti ini, anak yang berbakat tetap punya wadah untuk berkarya dan berprestasi,” harap Joshua.

ARS diikuti 1.050 anak berusia 6-12 tahun dari seluruh Indonesia. Para peserta yang tampil dibagi dalam tiga kategori, yakni menyanyi, menari, dan bermain musik. Asri Welas, selaku juri, menyebutkan, ribuan anak itu telah melalui berbagai penjurian sehingga tersisa 16 anak. “Mereka akan bersaing di grand final. Mudah-mudahan bisa jadi contoh bagi generasi Indonesia ketika melihat tayangan ini di TV,” ujar Asri. (*/N-3)