Headline
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia
MALAM itu, sekitar pukul 18.00 WIB, langit sudah pekat menyelimuti Dusun Bambangan
Berbagai kutipan-kutipan penuh makna terlontar sepanjang film Buya Hamka yang mulai dirilis pada musim libur lebaran 19 April 2023. Termasuk, ketika ulama, jurnalis, filsuf, dan sastrawan itu menyemangati awak koran Pedoman Masyarakat yang dipimpinnya. ”Kalau hidup sekadar hidup, babi di hutan juga hidup. Kalau bekerja sekadar bekerja, kera juga bekerja.”
Film yang ditayangkan dalam 3 sesi penayangan itu, yaitu setelah libur lebaran, akan disusul Hari Raya Idul Adha yang jatuh pada 29 Juni 2023 serta perayaan 1 Muharam pada 19 Juli 2023, itu dijadikan ajang nobar pada Senin (1/5) di Jakarta. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengajak awak media dan tim kementerian yang dipimpinnya menikmati kisah tentang sosok Prof. Dr. H. Abdul Malik Karim Amrullah Datuk Indomo, yang populer dengan nama pena Hamka.
Film ini disutradarai Fajar Bustomi, diproduksi Falcon Pictures serta dibintangi Vino G Bastian sebagai Buya Hamka, Laudya Cynthia Bella sebagai Sitti Raham, istri Buya Hamka, Donny Damara sebagai Abdul Karim Amrullah atau Haji Rasul serta Desy Ratnasari sebagai Ummi Safiyah, ibu Hamka.
”Beliau adalah salah satu contoh pelaku ekonomi kreatif yang tangguh karena juga piawai menulis novel bahkan telah dijadikan film yaitu Tenggelamnya Kapal Van der Wijck,” kata Sandiaga.
Berikut fakta tentang film Buya Hamka:
Pertama, Film ini mengisahkan tentang kiprah Buya Hamka di bidang politik, di bidang agama sebagai Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) pertama, serta aktifitas organisasinya di Muhammadiyah. Pun, film membahas tentang masa kecil hingga dewasa sang pahlawan nasional secara mendetail.
Kedua, syuting yang dilakukan selama 40 hari menghasilkan film berdurasi 7 jam. Aktor Donny Damara berkisah, setelah dipertimbangkan, tayangan yang semula harus diperas menjadi durasi kurang dari dua jam untuk menjadi satu film itu, akhirnya diputuskan untuk dipecah dalam 3 sekuel. Film pertama berdurasi 1 jam 46 menit.
”Karena banyak adegan dan cerita penting yang sangat sayang jika dibuang sehingga diputuskan untuk ditayangkan dalam tiga film, yang semuanya akan tayang pada tahun ini,” kata Donny Damara yang hadir dalam acara nobar.
Ketiga, film ini bukan cuma menampilkan keindahan tanah minang dengan rumah dan interiornya autentik serta jalinan cerita yang kuat, namun juga sukses menghadirkan nilai-nilai perjuangan membela agama dan negara secara konkret. Film ini mengisahkan sosok Buya Hamka yang menghidupkan suasana kebangsaan yang religius menghadapi berbagai tantangan fisik dan psikis.
”Semua kalangan, termasuk anak-anak Jaksel juga harus nonton film ini karena rumah Buya Hamka berlokasi di Jalan Sisingamangaraja, sebelah masjid Al Azhar dan beliau sering memberikan ceramah di sana, saya termasuk beruntung pernah mengikuti dakwah beliau di sana,” kata Sandiaga Uno.
Keempat, keindahan lokasi syuting yang disajikan dalam gambar yang kemudian dituliskan dalam kredit titel di akhir film akan menggoda penonton untuk segera menjadwalkan pelesiran ke Sumatera Barat.
”Ada desa wisata di Agam yang ditampilkan di film, selain itu wisatawan juga bisa mengunjungi Museum Buya Hamka, Danau Maninjau, serta Bukit Harau,” kata Sandiaga.
Kelima, pascaproduksi selesai pada 2019 namun diputuskan untuk ditunda tayang di bioskop karena pandemi. Tahun ini dinilai sebagai waktu yang tepat karena pandemi telah mereda dan minat masyarakat berkunjung ke bioskop telah pulih.
Keenam, penggunaan bahasa Minang sangat intens, kondisi menghadirkan tantangan bagi para pemain yang tak berdarah minang. Tantangan lainnya, tokoh-tokoh lain yang juga sentral, termasuk ayahanda Buya Yahya, tak memiliki referensi sebanyak sang tokoh utama. ”Referensi tentang haji Rasul sangat sedikit, berbeda dengan Buya Yahya, sehingga saya banyak berdiskusi dengan Vino G Bastian sebagai tambahan karena pastinya riset dia juga intens tentang sosok Buya Hamka dan keluarganya,” kata Donny Damara. (X-8)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved