Headline

Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.

Fokus

Pasukan Putih menyasar pasien dengan ketergantungan berat

Menko PMK Tegaskan Kesiapsiagaan Hadapi Bencana Hidrometeorologi

Putri Anisa Yuliani
09/11/2022 08:58
Menko PMK Tegaskan Kesiapsiagaan Hadapi Bencana Hidrometeorologi
Menteri Koordinator Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy(MI/Dwi Apriani)

BERDASARKAN prakiraan cuaca BMKG, potensi curah hujan sedang hingga lebat masih akan terus terjadi hingga tahun depan. Potensi puncak curah hujan di DKI Jakarta masih seperti pola tahun sebelumnya yaitu akan berlangsung sekitar Januari hingga Februari 2023. Hal itu perlu diwaspadai bersama karena dapat memicu terjadinya banjir besar.

Menghadapi ancaman bencana tersebut, BPBD DKI Jakarta menginisiasi kegiatan apel kesiapsiagaan menghadapi bencana hidrometeorologi. 

Mengingat bencana tidak mengenal batas administratif, maka kegiatan dilakukan secara lebih luas dengan melibatkan berbagai provinsi yang rawan terjadi bencana hdirometeorologi serta pihak Kementerian/Lembaga, Organisasi Perangkat Daerah, BUMN, BUMD, dan relawan. Dalam apel tersebut, Menteri Koordinator Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy turut hadir.

Baca juga: Antisipasi Banjir, Pemkab Sidoarjo Bangun Lima Rumah Pompa Baru

Dalam apel tersebut, Muhadjir menyampaikan agar tiap level pemerintahan dan masyarakat melakukan tindakan antisipasi bencana hidrometeorologi. Hal itu disampaikannya saat menjadi Pembina dan memberikan arahan di Apel Kesiapsiagaan dan Simulasi Mengahadapi Bencana Hidrometeorologi yang diselenggarakan di Buperta Jambore Pramuka Cibubur, Rabu (9/11).

Menko PMK menekankan kesiapsiagaan bencana sangat penting untuk meminimalisasi risiko serta dampak yang tidak diinginkan. 

Menurut data BNPB, kejadian bencana 2021 mengalami peningkatan sebesar 16% dibandingkan kejadian bencana pada 2020, begitu pula dengan masyarakat yang terdampak dan mengungsi mengalami peningkatan sebesar 12%.

Kondisi ini tentunya menjadi refleksi bahwa masih diperlukan upaya yang lebih maksimal baik di tingkat nasional, daerah, hingga masyarakat.

Pada saat memberikan arahan di Apel Kesiapsiagaan Bencana, Muhadjir menekankan kerja sama semua pihak sangat diperlukan agar antisipasi bencana dapat lebih maksimal. 

Apel Kesiapsiagaan dan latihan simulasi bencana merupakan elemen yang sangat berperan penting untuk membangun kesadaran dan kewaspadaan bersama dalam rangka kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana.

"Apel Kesiapsiagaan Bencana dapat dijadikan momentum memperkuat kerjasama penanggulangan bencana antar institusi/organisasi, mengkaji kemampuan peralatan penunjang peringatan dini, evakuasi serta tanggap darurat, meningkatkan kapasitas SDM dalam melaksanakan Standart Operasional Prosedur," ungkapnya.

Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono, selaku tuan rumah penyelenggaraan apel nasional kesiapsiagaan menghadapi bencana hidrometeorologi, memberikan laporan bahwa Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah melakukan berbagai upaya mengantisipasi bencana hirodmeteorologi antara lain melakukan pengerukan sungai dan waduk, melakukan pengecekan drainase, pompa-pompa, system peringatan dini, kesiapan peralatan dan personil penanggulangan bencana, serta memastikan sinergi dan kolaborasi dengan berbagai pihak termasuk TNI, Polri, dan para relawan.

Ada dua prioritas penanganan bencana di DKI Jakarta, yang pertama memastikan tidak ada korban jiwa, kedua percepatan pemulihan agar kondisi segera kembali normal sehingga semua yang terdampak dapat kembali menjalani kehidupan dengan baik. (OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik