Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Desain Kolektif Vs Desain Partisipatif

Agus S Ekomadyo, Gagas Firas Silmi, dan Anna T Maulana/M-1
18/10/2022 07:45

MESKI banyak memiliki persamaan, ada perbedaan antara desain partisipatif dan desain kolektif, berikut di antaranya:

1. Genealogi desain partisipatif dan desain kolektif berasal dari diskursus yang berbeda.

- Desain partisipatif diturunkan dari perencanaan partisipatif, untuk diterapkan dalam Pembangunan Berbasis Komunitas (Community-Based Development/CBD), yang diskursus dilahirkan dari upaya negara-negara maju (developed countries) untuk membantu negara-negara berkembang (developing countries) agar tidak terjadi ketimpangan pembangunan.

- Desain kolektif, yang digunakan dalam artikel ini, diturunkan dari konsep kolektif dari Teori Jaringan Aktor (Actor-Network Theory/ ANT). Teori ini melihat dunia sosial dari relasi-relasi antaraktor manusia yang sarat dengan mediasi aktor-aktor nonmanusia termasuk objek-objek teknis. Sumber kajian ANT ialah mengikuti (following) para para saintis dan insinyur saat membangun relasi-relasi sosial ketika menciptakan aneka objek-objek teknis.

 

2. Meskipun awalnya dimaksudkan untuk mengubah paradigma pembangunan agar lebih berorientasi pada masyarakat, desain partisipatif kemudian banyak mendapatkan kritik, antara lain:

- Dunia sosial ialah dunia yang sangat kompleks sehingga konsensus yang diharapkan terjadi lewat proses partisipatif pada kenyataannya tidak bisa tercapai. Ini bisa jadi karena para pelaku menyatakan setuju dalam forum, tetapi menentang (betray) di luar forum.

- Desainer, termasuk arsitek mempunyai semangat kreativitas sehingga hanya ditempatkan sebagai fasilitator komunitas dalam desain partisipatif. Ego kreativitas arsitek tidak mendapatkan tempat khusus. Sementara itu, bagi arsitek, karya arsitektur yang dirancang juga menjadi objek teknis untuk membangun reputasi dalam relasi sosial dengan arsitek-arsitek lainnya.

- Munculnya tokenisme dalam proses desain dan pembangunan partisipatif: proses partisipasi sekadar menjadi legitimasi terhadap agenda pembangunan tertentu.

- Keterbatasan sumber daya (waktu, tenaga, biaya) dalam proses pembangunan sehingga prosedur partisipasi yang ideal akan sulit tercapai.

 

3. Desain kolektif melihat semua proses desain mempunyai proses partisipatif dalam tingkat yang berbeda karena sejatinya desain merupakan suatu proses sosial.

- Sebagai suatu proses sosial, semua proyek desain baik yang konvensional lewat pemberian tugas maupun kegiatan pemberdayaan masyarakat akan melibatkan banyak pelaku dengan pengetahuan, cara pandang, ekspektasi, dan preferensi yang berbeda-beda.

 

4. Dalam kerangka pengabdian masyarakat, desain partisipatif dan desain kolektif mempunyai tujuan yang sama, yaitu pemberdayaan masyarakat.

 

5. Desain kolektif memberikan perhatian (concerns) pada upaya untuk membuat sesuatu (the making of something) baik berupa sesuatu yang abstrak (ide, teks, atau prosedur) maupun sesuatu yang konkret (dalam wujud objek-objek teknis) dalam suatu dunia sosial yang rumit.

- Objek-objek teknis yang dihasilkan dalam desain memang bisa menstabilkan relasi antarmanusia yang penuh ketidakpastian, tetap perannya bisa berubah secara tiba-tiba (intermittently).

- Pendekatan desain kolektif dilakukan dengan memetakan aktor-aktor dalam dunia sosial yang menjadi suatu kasus atau proyek desain, mengalkulasi aktor-aktor kunci yang akan terlibat, memperkirakan (to prescribe) tujuan desain besarta aneka lintasan-lintasan bisa ditempuh agar tujuan desain bisa tercapai, dan menyusun strategi untuk keberlanjutan dari kasus atau proyek desain tersebut.

- Dalam bidang arsitektur, desain kolektif tetap memberikan perhatian pada aspek kreativitas dan artistik karena menyangkut relasi sosial arsitek dengan arsitek-arsitek lain sebagai sejawat.

- Dalam perspektif inovasi, perhatian utama desain kolektif ialah terjadinya pembentangan ruang-ruang pembelajaran, yakni terjadinya perluasan jejaring dari pelaku-pelaku yang terlibat lewat objek-objek teknis yang dibuat untuk keberlanjutan hasil desain atau untuk menginisiasi aktivitas inovasi yang lain. (Agus S Ekomadyo, Gagas Firas Silmi, dan Anna T Maulana/M-1)

 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya