Headline
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
PT PLN (Persero) melalui subholding pembangkitan PT PLN Nusantara Power (PLN NP) bersama IHI Corporation Japan melakukan uji coba campuran bahan bakar (co-firing) amonia pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Gresik Unit 1 sebesar 100 megawatt/MW di Jawa Timur.
PLTU ini akan menjadi pilot project co-firing amonia yang diharapkan mendukung program dekarbonisasi pembangkit berbahan bakar fosil lainnya yang dikelola oleh PLN Nusantara Power.
Baca juga: Mendag Lepas Ekspor Perdana dan Borong 1 Ton Mangga Indramayu
"Kami selalu mendorong penggunaan co-firing di PLTU kami. Saat ini PLN NP berhasil mengimplementasikan co-firing di 15 PLTU," kata Direktur Utama PLN Nusantara Power Ruly Firmansyah dalam keterangannya, Kamis (13/10).
Setelah PLTU Paiton, Probolinggo, Jawa Timur, menjadi pionir co-firing biomassa dan beroperasi komersial pada 10 Juni 2020, PLN NP berupaya mengembangkan teknologi co-firing di berbagai PLTU lainnya.
Ruly melanjutkan, co-firing biomassa bisa diterapkan untuk PLTU batu bara, sedangkan co-firing amonia bisa diterapkan untuk PLTU gas dan BBM.
PLN melalui subholding PLN NP telah menjalin kerja sama dengan IHI Corporation Japan melalui penandatanganan MoU Riset Clean and Green Energy Development yang telah dilaksanakan pada Senin (25/4) lalu.
Melalui MoU ini, kedua pihak berkomitmen melakukan kajian pada PLTU Gresik 2×100 MW, di mana studi ini meliputi penggunaan amonia sebagai bahan bakar untuk keperluan co-firing dan mono-firing.
Ruly menambahkan, uji coba tersebut merupakan bagian dari program dekarbonisasi yang bertujuan mengurangi emisi karbon ataupun gas rumah kaca dari pembangkit termal.
Kepala Balai Besar Survei dan Pengujian Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM Senda Hurmuzan Kanam menjelaskan, pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) terus didorong oleh pemerintah.
Salah satu caranya dengan memperbanyak pemakaian limbah biomassa dan amonia sebagai campuran bahan bakar (co-firing) pada pembangkit listrik di Indonesia. Metode ini diharapkan mampu mengakselerasi transisi energi di Indonesia.
"(Pemanfaatan) teknologi (co-firing) ini seharusnya menegaskan komitmen Indonesia untuk mempercepat target net zero emission (NZE) di 2060," pungkasnya. (OL-6)
Pemerintah kembali merencanakan pembangunan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) berbahan bakar batu bara pada periode 2029 hingga 2033.
PT TBS Energi Utama memperkuat komitmennya dalam bertransformasi menjadi perusahaan berbasis keberlanjutan dengan sejumlah langkah strategis.
TOBA mendapatkan persetujuan dari pemegang saham melakukan divestasi dua aset PLTU berkapasitas 200 megawatt senilai US$144,8 juta atau setara Rp2,3 triliun.
Indonesia perlu segera menetapkan peta jalan pengakhiran dini pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara sebagai acuan untuk menemukan dan mengembangkan solusi.
Transaksi ini sejalan dengan komitmen Perseroan dalam mencapai target netralitas karbon pada tahun 2030 melalui inisiatif TBS 2030.
PLN berencana membatalkan kontrak 13,3 gigawatt (GW) pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara yang sebelumnya direncanakan dalam RUPTL 2019-2028.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved