Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Kominfo Tingkatkan Kemampuan Humas Lewat Jarkom

Mediaindonesia.com
03/10/2022 10:03
Kominfo Tingkatkan Kemampuan Humas Lewat Jarkom
Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik, Kementerian Kominfo, Usman Kansong.(dok: Kemenkominfo)

Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik, Kementerian Kominfo, Usman Kansong, mengatakan ada dua pesan yang terkandung di dalam Inpres No. 9 Tahun 2015 tentang Pengelolaan Komunikasi Publik, yaitu narasi tunggal dan orkestrasi komunikasi.

Hal itu disampaikannya saat acara Jadi Pintar Bareng Kominfo Newsroom (JARKOM) Edisi Media Center Daerah “Mengolah Kegiatan Seremonial Bernilai Berita”, Kamis (29/9) di Surabaya.

“Narasi tunggal adalah bagaimana kita semua di pemerintahan dari daerah sampai pusat, bagi semua kementerian dan lembaga yang ada di Jakarta maupun daerah ini mempunyai narasi yang sama terkait dengan satu kebijakan pemerintah,” jelasnya, seperti rilis yang diterima Media Indonesia dari Kemenkominfo.

Sementara orkestrasi komunikasi adalah tugas dan tanggungjawab Kementerian Komunikasi dan Informatikan dalam hal ini Direktorat Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) memimpin pengelolaan komunikasi publik dan menciptakan ruang publik dengan konten positif yang mencerahkan, mencerdaskan dan membangun semangat nasionalisme.

Maka itu, Usman pun berpesan kepada peserta Jarkom, khususnya pengelola Media Center Daerah untuk terus meningkatkan kemapuan dalam menulis sehingga mampu menghasilkan karya yang lebih bernilai untuk masyarakat.

Secara khusus Usman Kansong, meminta dalam meliput sebuah acara peresmian tidak hanya sekedar menyampaikan seremoni gunting pita atau tekan tombol saja, namun harus mengandung berita atau pesan yang disampaikan kepada publik.

"Bagaimana menulis berita supaya jangan melulu seremonialnya, jangan peresmiannya gunting pita, tetapi apa berita yang terkandung di dalam seremonialnya itu. Supaya apa, supaya berita kita dibaca orang," kata Usman

Menurutnya, jika peresmian suatu kegiatan hanya sebatas seremoni, gunting pita atau tekan tombol saja maka orang akan malas untuk membaca bahkan media konvensional juga tidak akan mau mengutipnya.

“Kalau berita kita tidak dibaca orang ya capek kita menulis. Berita kita saja tidak dibaca orang apalagi dikutip media,” ujarnya.

Oleh karena itu, para pengelola informasi yakni media center daerah harus mampu mengolah kegiatan seremoni menjadi lebih memiliki makna dan berisi informasi atau berita yang dibutuhkan masyarakat.

Dikatakan Usman, dengan Bimtek itu diharapkan para peserta, yang merupakan pengelola informasi dari media center di berbagai daerah, dapat menambah pengetahuan dan kemampuan menulis berita dalam sebuah kegiatan seremonial.

“Gali ilmu kompetensi sebanyak-banyaknya dari para narasumber kita supaya kita bisa membuat sesuatu yang sifatnya seremonial menjadi bernilai berita,” katanya.

Pada kesempatan tersebut Usman juga berpesan kepada para pejuang informasi pada media center daerah untuk mengomunikasikan narasi tunggal, mendukung dan mempromosikan penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang berlangsung di Bali pada November 2022 kepada masyarakat di seluruh daerah.

“Dalam waktu kurang dari dua bulan ke depan kita akan menjadi penyelenggara KTT G20. Ini juga narasi kita harus tunggal, harus sama mendukung dan mempromosikan KTT G20 kepada masyarakat kepada publik,” ujarnya.

Usman berharap agar tidak ada yang tidak peduli terhadap penyelenggaraan KTT G20 di Bali, karena semua daerah dapat mempromosikan KTTG20 sekaligus mengenalkan potensi wisata di daerahnya masing-masing untuk meningkatkan perekonomian masyarakat.(RO/M-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto
Berita Lainnya