Headline
Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.
Dalam upaya menyampaikan nilai nilai kebangsaan dan ke Indonesian, Museum Perumusan Naskah Proklamasi (Munasprok) kembali meluncurkan empat film pendek yang akan ditayangkan melalui kanal budaya Indonesia.tv serta media sosial. Dari keempat film tersebut dua film bertemakan keluarga dan remaja sedangkan dua film lainnya merupakan film animasi untuk anak.
“Siang hari ini kita berkumpul untuk launching apa yang sudah menjadi amanah dari tim Indonesiana untuk Munasprok menghasilkan 4 buah film bergenre, keluarga, remaja serta anak-anak,” ungkap Kepala Museum Perumusan Naskah Proklamasi Hari Trisatya Wahyu di Jakarta, Senin (29/8).
Ke empat film itu berjudul Mahardika, Hari Esok Kan Cerah serta dua series Koko & Sisi episode Piringan Hitam dan Mesin Tik Mayor. Hari menuturkan apresiasinya kepada tim produksi dan kru serta aktor yang terlibat dari film – film tersebut. Ia mengharapkan dari film – film ini penontonnya dapat mengambil hikmah dari karakter di film tersebut. “Kami harapkan tahun depan kita masih mendapatkan jatah lagi untuk membuat karya seperti ini,” ujar Hari.
Dari keempat film tersebut, Film mahardika sendiri sudah ditayangkan pada 16 Agustus lalu bertepatan dengan napak tilas proklamasi dan tayang di kanal youtube Munasprok. Dua film lainnya dijadwalkan akan tayang pada September mendatang di jaringan tv kabel indihome dan website Indonesiana .tv.
Film Mahardika digarap oleh Miracle Risaldi sebagai sutradara dan diperankan oleh Oka Antara Risaldi, Fergie Brittany serta Fuad Idris. Film ini berkisah mengenai kegalauan Mahardika yang digarap secara apik tentang keinginannya untuk pindah kewarganegaraan dan konflik karakter antara anak dan ayah yang menekankan akan semangat nasionalisme dan rasa cinta tanah air.
Media membangun karakter
Dalam kesempatan yang sama Sekretaris Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Fitra Arda menyampaikan bahwa ini merupakan tahun kedua pembuatan konten media film oleh Indonesiana tv. Menurutnya upaya pembuatan media film untuk menyampaikan berbagai pesan seperti nilai-nilai kebangsaan serta cinta tanah air menjadi penting.
“Film menjadi media yang kuat untuk memperkuat karakter dan sangat mudah dipahami menurut saya. Ketika kita menonton film hampir semua indra kita digunakan seperti mata dan telinga, ini salah satu kekuatannya. Tentu media kita menjadi salah satu tonggak utama dalam menyampaikan pesan pesan apapun dalam hal nilai nilai kebangsaan,” ujar Fitra.
Ia mencontohkan dalam film Mahardika pesan yang disampaikan sangat kuat kana rasa cinta tanah air, terutama di akhir film memiliki pesan kuat bahwa adalah kemanapun kita pergi kita akan pulang ke kampungnya yakni Indonesia.
Terlebih saat ini semakin banyak anak muda yang tertarik membuat film yang telah mengadopsi berbagai aspek film yang baik dari film – film luar untuk menjadikan film nya menarik dan menyenangkan dalam menyampaikan nilai nilai. Bahkan menurut Fitria salah satu media yang efektif dalam mengajarkan nilai budaya adalah melalui film.
“Kami dulu pernah membuat sebuah teater untuk mensosialisasikan nilai nilai budaya. Itu menarik, bagaimana teman teman teater menyampaikan upaya melestarikan cagar budaya melalui teater. Dalam hal ini film akan menjadi hal yang sama. Saya harapkan ini akan terus berlanjut, terutama dalam hal bagaimana kita menanamkan nilai kebangsaan di masa depan,” tutur Fitra.
Lebih lanjut Fitra menjelaskan saat ini pihak Kementerian sedang melakukan reorganisasi, termasuk nantinya akan ada balai media sebagai pusat untuk menguatkan film seperti ini. Dengan balai ini diharapkan film produksinya dapat menjadi karya yang sangat berkualitas dengan mengedepankan keindonesiaan serta kebangsaan didalamnya.
“Kami mendukung itu dan kami bangga akan karya ini dan kami ingin terus berkembang sehingga dapat mencapai cita cita kita menjadikan kebudayaan pilar dalam pembangunan dapat tercapai,” pungkas Fitra. (OL-12)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved