Headline

Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.

Fokus

Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.

Melepas Lelah di Hotel Transit

Irwan Saputra/E-1
04/7/2015 00:00
Melepas Lelah di Hotel Transit
(ANTARA/ROSA PANGGABEAN)
KINI, para pelancong dapat dengan nyaman merebahkan badan untuk sekadar melepas lelah di Rail Transit Suite Gambir, Jakarta, yang dibangun PT KA Pariwisata. Hotel tersebut memang disediakan khusus bagi orang-orang yang sedang dalam perjalanan untuk beristirahat.

Perpaduan warna krem yang melapisi dinding dan karpet berwarna cokelat dengan corak garis zig-zag membuat suasana di dalam hotel terlihat elegan. Yang unik, koridor di sepanjang bangunan hotel terlihat menyerupai rangkaian gerbong kereta api.

Panjang dan sedikit berliku bak gerbong kereta yang sedang melaju. Suara kereta api yang melintas tepat di atas hotel, menambah kesan spesial yang tidak dimiliki hotel lain.

Hotel transit yang berlokasi di sisi selatan lantai 1 Stasiun Gambir tersebut tidak terlalu luas, hanya terdiri dari 23 kamar. Kamar itu meliputi 14 kamar single seluas 3 x 3 meter persegi dengan kamar mandi berdinding kaca. Kemudian, empat kamar tipe twin dan lima kamar tipe double yang luasnya sekitar 4 x 5 meter persegi.

Yang ingin menginap bisa memilih tarif sesuai dengan durasi penggunaan kamar, per 6 jam, 8 jam, 12 jam, hingga 24 jam. Tarif yang ditawarkan mulai Rp290 ribu hingga Rp420 ribu untuk kamar tipe single, dan Rp360 hingga Rp550 ribu untuk kamar tipe twin dan double. "Kalau dibandingkan dengan hotel lain, harus menginap satu hari.

Kita bisa enam, delapan, 12 dan 24 jam. Jadi, cocok untuk pelancong yang butuh tempat penginapan sementara," ujar Manajer Rail Transit Suite Gambir Syamsul Bahri di Jakarta, Kamis (2/7).

Tepat di depan pintu masuk hotel transit, disediakan juga fasilitas 4 shower room, 3 untuk pria dan 1 untuk wanita, dengan tarif Rp40 ribu-Rp55 ribu. Pelancong yang tidak menginap di Rail Transit dapat menggunakan fasilitas tersebut.

"Ada juga steamer, buat mereka yang ingin merapikan baju, karena biasanya baju di dalam luggage agak kusut. Yang nginap di kamar juga boleh pakai steamer ini secara gratis," kata Syamsul.

Perlu diingat, tidak semua dapat menginap di hotel transit tersebut. Hanya penumpang angkutan umum yang memiliki tiket yang bisa. "Boleh tunjukkan tiket pesawat, tiket bus, kereta api, boleh. Karena transit kan pakai jam, kalau nanya surat nikah, kan, enggak etis. Tapi kalau tiket, jelas bahwa mereka pelancong," ujar Direktur utama PT Kereta Api Pariwisata Adi Suryatmini.

Budiman, pelancong tujuan Malang, menyambut baik adanya transit hotel Gambir. "Saya baru tahu. Bagus kalau ada, biasanya saya harus cari hotel lagi. Kalau ada begini, jadi lebih mudah."Rail Transit Suite Gambir ialah hotel transit kedua yang dibangun PT KA Pariwisata, setelah di Medan.

Suryatmini menargetkan hotel di Gambir dapat meraup keuntungan Rp3 miliar-Rp4 miliar per tahunnya. "Kami sedang mengkaji untuk stasiun besar lainnya, seperti di Cirebon, Yogyakarta, Bandung, Surabaya, serta Malang. Rencananya kita mulai pembuatan di semester II tahun ini," tukas Suryatmini.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Admin
Berita Lainnya